Kampus ITS, ITS News – Tak henti memberi kontribusi bagi masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus kembangkan produk inovatif. Kali ini, tim Abdi Masyarakat (Abmas) Departemen Teknik Biomedik ITS ciptakan alat bantu tangan yang membantu penyandang disabilitas tangan pasca amputasi akibat kecelakaan kerja dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Ketua tim Abmas sekaligus Kepala Departemen Teknik Biomedik ITS, Dr Achmad Arifin ST MEng mengungkapkan, kegiatan pengembangan alat bantu tangan ini menjawab permasalahan para penyandang tuna daksa akibat kecelakaan kerja yang tidak dapat melanjutkan pengobatan lantaran terkendala biaya. “Tentu saja, penyandang tuna daksa yang kami bantu tidak perlu khawatir terkait masalah biaya, karena secara keseluruhan proses pembuatan alat ini didanai oleh ITS,” ungkap Arifin, sapaan akrabnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 92 dari 120 juta pekerja di Indonesia yang perlu dilindungi. Hal ini menjadi cerminan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi dan belum sepenuhnya tertangani oleh lembaga penyelenggara jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan. Akibatnya, tidak semua penyandang kecelakaan kerja memiliki bantuan biaya yang cukup dalam proses pengobatan mereka.
Kasus tersebut menjadi potongan kisah yang dialami penyandang tunadaksa yang dibantu oleh tim Abmas ITS, Samsyul Arif, yang mengalami kecelakaan kerja dan sedang terkendala biaya. Kecelakaan kerja yang dialaminya pada masa lampau menyebabkan lengan kanan dan kirinya harus diamputasi. Hal ini tentu saja menghambat segala aktivitas Samsyul yang membutuhkan fungsi motorik dari lengan.
Menjawab permasalahan tersebut, tim Abmas ITS bersama Griya Orthocare Sidoarjo melakukan riset untuk membantu pria asal Gresik ini dengan membuatkan tangan tiruan atau hand prosthesis. Tangan tiruan ini memiliki fungsi menggantikan tangan yang sebelumnya mengalami amputasi dan sebagai estetik, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup bagi penyandang disabilitas dalam kesehariannya.
Tim abmas ITS bersama pemilik Griya Orthocare (Ortotis Prostetis) Sidoarjo, Graha Budhi Tetuko Amd OP memulai kegiatan abmas dari tahap diskusi. Selanjutnya, dilakukan wawancara serta pengukuran tubuh bagian atas dari penyandang tunadaksa. “Desain produk dibuat secara custom menyesuaikan kondisi tangan penyandang tuna daksa inilah yang menjadi pembeda dengan hand prosthesis yang dijual di pasaran,” imbuh Arifin.
Setelah diperoleh ukuran yang sesuai, maka proses casting pencetakan lengan bawah dapat dilakukan. Proses casting ini dilakukan dengan memanfaatkan material berbasis gipsum, sehingga didapatkan cetakan tangan milik penyandang tuna daksa. Setelah produk tangan tiruan tersebut jadi, maka pemasangan hand prosthesis pada penyandang dapat mulai dilakukan.
Lebih lanjut, Arifin menyebutkan, walaupun dalam pembuatan hand prosthesis ini sempat mengalami kendala saat proses pemesanan bahan baku dari luar negeri akibat Covid-19, timnya bersama pria yang akrab disapa Graha ini mampu menyelesaikan pembuatan produk tersebut secara maksimal dan tepat waktu. (*)
Reporter: Shauma Aulya Zahra
Redaktur: Raisa Zahra Fadila
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan