Kampus ITS, ITS News – Dalam perkembangan teknologi yang cepat, kejahatan di dunia digital turut muncul dan menjadi perhatian. Untuk itu, Departemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan kunjungan ke Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) guna mengetahui penanganan cyber security secara langsung, Rabu (9/11).
Dosen Departemen Teknologi Informasi, Henning Titi Ciptaningtyas SKom MKom menyampaikan, kunjungan yang melibatkan 82 mahasiswa ini berkaitan erat dengan capaian mata kuliah Forensik Digital. Di sana, mahasiswa diajak untuk mengetahui lebih lanjut mengenai alat elektronik yang digunakan dalam mendukung cyber security di Bidabfor Polda Jatim. Utamanya dalam penerapan secara langsung di lapangan menggunakan bukti-bukti kejahatan yang ada.
Pentingnya pemahaman terkait cyber security, sebagaimana yang Henning utarakan, dilakukan untuk mengamankan sistem dan device. Dengan begitu, saat terjadi kejahatan digital, keamanan di sistem akan tetap terjaga. “Di sanalah peran forensik digunakan untuk melihat bukti-bukti digital berupa alat elektronik maupun data elektronik,” tutur Henning.
Lebih lanjut, perempuan kelahiran 1984 itu menjelaskan terkait manajemen forensik digital yang terdiri dari empat tahap. Tahap pertama merupakan pengumpulan barang bukti seperti storage, USB flash drive, hard disk, laptop, server, hingga penyimpanan awan. Setelah barang bukti dikumpulkan, dilakukan tahap pemeriksaan dengan melihat timestamp terkait waktu pembuatan, perubahan, maupun penghapusan data.
Selanjutnya, langkah yang dilakukan adalah melakukan analisis terhadap informasi yang didapatkan dari barang bukti menggunakan berbagai alat pendukung. Terakhir, dilakukan pelaporan informasi mengenai barang bukti sesuai dengan kebutuhan penyidik kejahatan. “Prosedur ini juga diterapkan di mata kuliah Forensik Digital, hanya saja kami masih menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang standar,” ujar pakar keamanan jaringan itu.
Alumnus ITS itu mengakui bahwa perangkat yang digunakan di Bidlabfor Polda Jatim lebih mumpuni karena menggunakan perangkat khusus. Adapun perangkat lunak itu diantaranya Autopsy, FTKImager, Oxygen Forensic, Cellebrite, ProDiscover, dan MobileEdit dengan perangkat keras yang sudah terakreditasi. Sementara itu, Departemen Teknologi Informasi sendiri biasa menggunakan perangkat Autopsy, MobileEdit, KaliLinux, dan FTKImager dengan perangkat keras standar laboratorium komputer.
Henning mengungkapkan, kunjungan mahasiswa ITS mendapatkan sambutan hangat dari Polda Jatim. Ke depannya, peluang untuk melakukan penelitian dan pengembangan (litbang) terbuka lebar bagi mahasiswa Departemen Teknologi Informasi di Bidlabfor Polda Jatim. “Kita berusaha membuka jejaring yang luas agar dapat mendukung kegiatan litbang hingga pengabdian masyarakat,” ujar dosen yang juga menekuni bidang Information and Communications Technology (ICT) tersebut.
Di akhir, Henning berharap kunjungan ini bisa menjadi suplemen di mata kuliah Forensik Digital dengan memadukan standar pembelajaran dan implementasi nyata. Ini semua dilakukan agar praktik perkuliahan dapat sejalan dengan lapangan. “Dari kunjungan ini, kita tahu bahwa pelajaran dan praktik lapangan ternyata tak berbeda dan tugas-tugas mendekati barang bukti sampel,” pungkasnya. (*)
Reporter: Yanwa Evia Java
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan