Kampus ITS, ITS News — Dewasa ini, banyak mahasiswa yang tertarik untuk terjun dalam dunia bisnis. Namun, beberapa masih dilanda kebingungan dalam mengawali langkahnya. Menjawab hal tersebut, pendiri Etergy Indonesia, membagikan kiat-kiatnya pada acara Entrepreneur Talk in Biology 2022 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (HIMABITS).
Adalah Farrel Muhammad Nur Said Kamaluddin, mahasiswa Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) angkatan 2019 yang berada dibalik salah satu perusahaan terbaik se-Jawa Timur dan Bali ini. Farrel menjelaskan bahwa Etergy Indonesia merupakan perusahaan yang berkecimpung pada Energi Baru Terbarukan (EBT) atau eco future energy. Mempunyai fokusan pada efisiensi bahan bakar solar, perusahaan ini mengembangkan green business dengan tujuan pelestarian dan berorientasi profit.
Green business sendiri merupakan bisnis yang tidak hanya berfokus dalam memperoleh keuntungan yang banyak, tetapi juga tetap menjaga kelestarian lingkungan. “Selain berfokus pada efisiensi bahan bakar solar, Etergy Indonesia juga bekerja mencari solusi atas kebutuhan energi terbarukan,” terangnya.
Sebagai salah satu pengusaha muda, Farrel menggarisbawahi bahwa pada dasarnya memulai bisnis bukanlah suatu hal yang mudah. Diperlukan banyak kemampuan dan strategi yang perlu dirancang dan dipersiapkan agar sebuah bisnis dapat tumbuh dan berkembang. Karena bisnis bukan hanya tentang uang, melainkan juga tentang mental.
Dalam mempersiapkan bisnis, ia membeberkan bahwa ada tiga hal penting yang harus dipersiapkan oleh pemula, yaitu inovasi, mindset, dan strategi. Farrel menekankan kepada para mahasiswa untuk jangan pernah takut memulai. “Memang kalau pertama kali itu pasti takut dan ragu, tetapi lakukan saja, jangan takut dan terus lakukan riset,” jelasnya pada 20 Oktober lalu.
Selain ketiga hal tersebut, Farrel juga menerangkan bahwa memiliki relasi merupakan hal krusial bagi seorang pebisnis, terutama relasi dengan orang-orang yang lebih dulu memiliki pengalaman di dunia bisnis. Dengan mencari banyak relasi, pebisnis dapat memperoleh banyak wawasan mengenai bisnis dan menjalin kerjasama. Selain itu, wirausahawan juga mampu mengadopsi wawasan tersebut dan mengembangkannya menjadi sebuah inovasi.
Dalam memulai bisnis berarti harus siap dengan banyaknya resiko dan kendala yang akan datang, salah satunya ialah kompetitor. Sudah bukan rahasia umum bahwa di dalam suatu pasar pasti banyak bisnis dengan produk ataupun fokusan yang serupa.
Untuk menanggulangi permasalahan dari tantangan tersebut, bisa dilakukan inovasi secara berkala, riset pasar, dan memperhatikan kepuasan pelanggan. Sebisa mungkin inovasikan hal yang belum ada serta meningkatkan pelayanan kepada konsumen. “Contohnya pada Etergy Indonesia, kami berinovasi pada solar dalam mengembangkan EBT,” tuturnya saat di ruang H307-308 Departemen Biologi ITS.
Alumnus SMA Negeri 1 Tegal ini menambahkan, target juga harus ditetapkan secara jelas, lalu lanjut menganalisa strategi, memantapkan elaborasi tim, dan senantiasa siap menghadapi semua kemungkinan terburuk. “Bisnis itu tidak selalu stagnan, jadi sebagai pebisnis harus siap dan fleksibel,” pungkasnya. (*)
Reporter: ion10
Redaktur: Fatima Az Zahra
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan