Kampus ITS, ITS News – Tidak jemu mengukir prestasi, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengharumkan nama Kampus Perjuangan. Kali ini, empat perwakilan Model United Nations (MUN) ITS berhasil menyabet berbagai penghargaan sebagai delegasi terbaik dalam Semarang International MUN (SEINMUN) 2022 yang terselenggara secara hybrid di Novotel Hotel Semarang selama tiga hari, sejak Jumat (11/11).
Keempatnya adalah Muhammad Syafiq Fadli Rahman dari Departemen Teknik Kelautan dan Bayu Prayogo Andriyanto dari Departemen Teknik Sipil yang mewakili United Nations Security Council (UNSC). Keduanya sukses membawa pulang gelar Best Delegate untuk Amerika Serikat. Kemudian, Satryo Akbar Nurizki dari Departemen Teknik Sipil menyabet Most Outstanding Delegate dan Best Position Paper, mewakili Swedia dalam majelis United Nations Environment Programme (UNEP).
Di samping itu, lewat perhelatan SEINMUN 2022 secara daring, penghargaan Verbal Commendation diberikan kepada Nailah Fiorenza Fitriyah dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota sebagai representatif Slovenia dalam majelis European Union (EU). “Di kompetisi ini, perwakilan UNEP dan EU merupakan perseorangan, sementara majelis untuk UNSC diwakili tim sebanyak dua orang,” terang Satryo sebagai salah satu perwakilan ajang yang diselenggarakan Universitas Diponegoro (Undip) itu.
Satryo menjelaskan, kategori Best Delegate setara dengan penghargaan tertinggi selama Committee Session (konferensi) berlangsung dan dianugerahkan kepada partisipan yang aktif, berhasil membimbing diskusi, serta memiliki leadership yang baik. Tidak hanya itu, substansi yang disampaikan harus berhasil menjawab Question and Resolution Must Answer (QARMAs) serta mempresentasikan resolusi yang dirumuskan di akhir diskusi kepada seluruh partisipan.
Sementara itu, kategori Best Position Paper adalah penghargaan tertinggi dan satu-satunya untuk kategori esai, yang dianugerahkan kepada partisipan yang berhasil merumuskan eksposisi dari isu. Pun mengelaborasi tentang aksi dari negara yang diwakilinya dalam menangani isu tersebut. “Aksi berkorelasi kuat dengan eksposisi serta memberikan solusi yang tidak hanya tepat guna, tetapi dapat dilaksanakan secara realistis sesuai mandat majelis,” ungkap laki-laki berusia 17 tahun tersebut.
Lebih lanjut, laki-laki yang juga menekuni desain itu memaparkan bahwa Most Outstanding Delegate menjadi penghargaan tertinggi kedua untuk kategori asesmen selama Committee Session dengan penilaian yang sama seperti Best Delegate. Lantas, Verbal Commendation merupakan penghargaan yang diberikan bagi delegasi dengan keberanian tinggi dalam mengungkapkan pendapatnya selama konferensi berlangsung.
Adapun isu yang dibahas dalam majelis UNSC bersinggungan tentang War In Darfur: The Comprehensive Solution To Sudan and South Sudan Conflict. Satryo menyampaikan, diskusi yang banyak diangkat dalam topik UNSC berkaitan dengan basis legalitas untuk penyelesaian perselisihan. “Usulan-usulan diberikan pula oleh majelis UN Charter, International Humanitarian Law, hingga perwakilan African Union Convention untuk merumuskan solusi bersama,” tutur laki-laki kelahiran Sidoarjo itu.
Kemudian, topik yang dibahas oleh majelis UNEP terkait permasalahan lingkungan yakni Global Action to Combat the Marine Environment from Land-based Pollution. Satryo pun menguraikan, diskusi berputar pada aksi secara global dalam upaya mitigasi ekosistem bahari dari polusi yang berasal dari aktivitas di darat. Delegasi pun melakukan diskusi formal hingga menyusun solusi dari topik yang dibahas dan mempresentasikannya di akhir sesi.
Terakhir, Satryo menerangkan perihal majelis EU yang diwakili Fiorenza, di mana mereka membahas terkait Establishing European Union Digital Sovereignty Amidst the Globalization. Topik ini berbicara dan mencari solusi bagi EU agar bisa mempertahankan kedaulatan digital mereka di tengah globalisasi. Di mana solusi yang ditawarkan berupa penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk keamanan digital sekaligus membuat regulasi bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta perusahaan rintisan.
Satryo mengaku, kendala terbesar dalam mengikuti MUN adalah membagi waktu antara pendidikan dengan persiapan sebelum kegiatan berlangsung. Menurutnya, bagian paling menarik dari MUN adalah sesi An Unmoderated Caucus (UMC), di mana konferensi berjalan tanpa moderasi. “Di sesi ini, delegasi bebas mengutarakan pendapat dan berdiskusi, baik berkelompok maupun empat mata sehingga kebebasan berpendapat terasa,” pungkas mahasiswa angkatan 2022 itu. (*)
Reporter: Yanwa Evia Java
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan