Kampus ITS, ITS News – Penyusunan skripsi telah lama dianggap sebagai momok bagi sebagian mahasiswa. Tidak sedikit dari mereka mengalami patah semangat karena skripsinya yang tak kunjung usai. Menyikapi hal itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BEM ITS) menggelar Workshop Skripsi Enrichment guna mengupas tips sukses penyusunan skripsi.
Dalam acara yang digelar Sabtu (3/12) lalu, Muhammad Nur Slamet ST sebagai pembicara menerangkan bahwa penulisan skripsi idealnya dibagi menjadi tiga tahap. Tahapan tersebut terdiri dari pre-writing phase (tahap perencanaan), writing phase (tahap penulisan), dan post-writing phase (tahap penyuntingan).
Sebelum memulai menulis skripsi, timpalnya, seorang mahasiswa harus merancang sebuah rencana. Perencanaan ini dilakukan agar skripsi yang disusun dapat sesuai dengan ketentuan masing-masing jurusan. “Pasalnya, setiap jurusan memiliki karakter penulisan Tugas Akhir yang berbeda-beda,” ujar Omet, sapaan akrabnya.
Setelah itu, dilakukan fiksasi kerangka skripsi yang meliputi judul, rumusan masalah, tujuan, dan juga metode penelitian. Tak boleh dilupakan, mahasiswa juga perlu mengumpulkan referensi-referensi yang terkait dengan topik atau permasalahan yang diangkat dalam skripsi. “Perhatikan pula mengenai parafrase agar terhindar dari dugaan plagiarisme,” bebernya.
Kemudian, di tahap penulisan, mahasiswa perlu melakukan asistensi dengan dosen pembimbing secara rutin untuk mendapatkan saran sekaligus umpan balik. Sementara itu, di post-writing phase, mahasiswa harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan tata bahasa ataupun kesalahan teknis, seperti data penelitian, format, maupun daftar pustaka.
Menurut Omet, terdapat beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu penulisan daftar pustaka dan sitasi, seperti Mendeley dan Zotero. “Jika menulis dalam bahasa Inggris, maka aplikasi Grammarly dapat digunakan untuk mengecek kesalahan gramatika,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, Omet menilai bahwa proses pembuatan skripsi memakan waktu dan tenaga yang banyak. Oleh karena itu, dalam menulis skripsi, mahasiswa harus mengimbangi diri dengan fisik dan mental yang siap. “Penulisan skripsi biasanya dibumbui dengan air mata. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan mental yang kuat,” ucap Omet.
Omet menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melepaskan stres saat menyelesaikan skripsi, salah satunya dengan memberi jeda dan beristirahat secukupnya. Teknik tersebut dianggap mampu mengurangi tekanan dan beban pikiran, sehingga pengerjaan skripsi dapat dilakukan secara maksimal. “Tak hanya tidur, selama beristirahat, kita bisa melakukan hal-hal yang kita senangi seperti hobi,” celetuknya. (*)
Reporter: Kevin Bahari Pratama
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya
Kampus ITS, ITS News — Konsisten dalam melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi, penerima Beasiswa Sobat Bumi (SoBi) Institut Teknologi
Kampus ITS, ITS News — Arus digitalisasi menuntut bidang pendidikan untuk terus beradaptasi dengan teknologi. Memaksimalkan peran teknologi, Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Memberikan dedikasi terbaiknya dalam pengembangan riset dan pemberdayaan ilmu pengetahuan, kembali membawa dosen Departemen Kimia,
Kampus ITS, ITS News — Mengimplementasikan salah satu program yang disampaikan pada Pidato Rektor Awal Tahun 2025, Institut Teknologi