Kampus ITS, ITS News — Kebutuhan akan air di daerah kering saat musim kemarau menjadi masalah serius yang harus ditangani. Menanggapi permasalahan tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) implementasikan sistem pompa berbasis kontrol nirkabel guna meningkatkan efisiensi pemenuhan kebutuhan air.
Ketua pelaksana Abmas, Irfan Ubaidillah, mengungkapkan kegiatan abmas ini beranjak dari permasalahan mengenai sulitnya akses air di beberapa daerah pada musim kemarau. Pondok Pesantren Darus Salam yang berlokasi di Sampang, Jawa Timur akhirnya dipilih sebagai lokasi pengabdian masyarakat. “Saat musim kemarau, santri dan warga di sekitar pondok kesulitan dalam mengakses air,” ujar pria asal Pamekasan tersebut.
Lebih lanjut, Irfan menjelaskan jauhnya jarak pondok dari sumber air menjadi salah satu penyebab kesulitan akses air. Untuk mengaktifkan pompa air, pesantren harus menggunakan jasa pemompa sebagai pihak ketiga. Permasalahan ini akan memuncak ketika pihak ketiga sedang sibuk atau berhalangan.
Dibimbing langsung oleh Dr Heri Suryoatmojo ST MT, abmas ini berhasil merancang alat berupa sistem pompa yang berbasis pada kontrol nirkabel. Komponen kontrol nirkabel ini terdiri dari remote sebagai alat pengendalinya dan receiver sebagai alat penerima transmisi.
Pompa ini juga dirancang agar warga dapat mengetahui keadaan volume air di sumur dan bak penampungan melalui mikrokontroler arduino. “Kontrol jarak jauh tersebut memungkinkan warga dapat mengoperasikan alat dari jarak 700 meter,” jelas Irfan.
Proses perancangan alat ini dikerjakan selama satu bulan. Setelah selesai merancang alat, tim abmas melakukan pemasangan di Pondok Pesantren Darus Salam selama dua hari. Dengan alat yang dapat dioperasikan jarak jauh ini, pihak pondok dapat mengaktifkan pompa air sendiri tanpa perlu menunggu bantuan dari pihak ketiga.
Irfan menambahkan, alat canggih ini dirancang sesederhana mungkin untuk mempermudah masyarakat dalam penggunaannya. Salah satunya dengan perawatan dan pengoperasian yang dibuat sederhana. Tim juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar alat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Meskipun mudah dalam perawatan dan pengoperasiannya, alat ini memiliki daya listrik yang cukup tinggi yakni mencapai 800 watt. “Karenanya, kami berinisiasi untuk merancang alat yang diintegrasikan dengan panel surya untuk menghemat biaya listrik,” ujarnya.
Tidak berhenti pada pemasangan alat di sumber air masyarakat, tim abmas juga tetap memonitor penggunaan alat tersebut. Tujuan monitor ini adalah untuk mengetahui bagaimana masyarakat memanfaatkan alat tersebut dan mengetahui kendala yang mungkin terjadi. Ketika terdapat permasalahan, tim abmas akan datang ke lokasi untuk memperbaikinya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari santri, ustadz, dan warga pondok pesantren lainnya. Mahasiswa departemen Teknik Elektro angkatan 2019 ini berharap alatnya dapat membantu mempermudah akses air bagi warga pondok pesantren. “Semoga untuk kedepannya alat ini dapat membantu menyukseskan kegiatan belajar mengajar di pondok Darus Salam ini,” tandasnya.(*)
Reporter : Mohammad Febryan Khamim
Redaktur: Shinta Ulwiya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan