Kampus ITS, ITS News — Indonesia merupakan negara maritim dengan sejuta potensi untuk memanfaatkan sumber daya laut. Melihat hal itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui program FTIRS Berdistraksi menggelar diskusi Apa Kabar Blue Economy? pada Sabtu (10/12).
Dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri, Yudha Prasetyawan ST MEng menjelaskan blue economy atau ekonomi biru ialah pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan untuk ekonomi. Dalam memanfaatkan sumber daya laut berkelanjutan, penerapan strategi juga penting untuk mempertahankan dan menyebarkan ekonomi biru dengan cara menanamkan nilai penting sumber daya laut bagi masyarakat.
Turut hadir dalam diskusi, Pengawas Perikanan Ahli Muda Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, Jila Suliastini SPi MAgr. Jila menuturkan bahwa dalam mendukung ekonomi biru, DKP memiliki program Yuk Ke Laut yang menggandeng pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Jawa Timur. Program tersebut merupakan aksi bersih-bersih dan sosialisasi di pesisir pantai Jawa Timur.
Tidak hanya menggandeng pelajar SMP dan SMA, Ziya menginginkan adanya langkah atau program baru yang dapat bekerja sama dengan pelajar dan mahasiswa untuk mendorong ekonomi biru ini. “Melalui program yang diadakan semoga dapat menyejahterakan ekonomi masyarakat, khususnya para nelayan dan masyarakat pesisir di Jawa Timur,” harapnya.
Di sisi lain, adapun kendala terbesar dalam memberdayakan ekonomi biru adalah upaya dalam memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Merespon persoalan tersebut, Runner Up 1 Duta Lingkungan Jawa Timur 2022, Ziyadatur Rizqiyah SSi, menyatakan bahwa masyarakat memang harus dituntun pelan-pelan untuk melakukan perubahan. “Jadi, kita tidak bisa tiba-tiba datang lalu melakukan wawancara kepada masyarakat,” ujar Ziya, yang berkaca dari pengalamannya terdahulu.
Lebih lanjut, Ziya pun menyarankan agar komunitas lingkungan dan lokal terlibat dalam ekonomi biru melalui melakukan kolaborasi. Oleh karena itu, komunitas biasanya berfokus pada kontribusi langsung ke lapangan untuk memberikan hal-hal baru ke masyarakat. Dengan melakukan kolaborasi dengan komunitas, akademisi, atau bahkan pemerintahan, maka jangkauan yang lebih luas bisa didapatkan.
Sementara itu, Ketua Pelaksana FTIRS Berdistraksi, Nathaniela Yessa Kuswindayani, mengungkapkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam (SDA) Indonesia belum optimal, khususnya di lautan dan pesisir pantai. Dengan adanya diskusi ini, diharapkan bisa menemukan root cause atau solusi yang bisa diambil dalam mengatasi problematika tersebut. “Persoalan terkait pemanfaatan SDA dapat menghambat jalannya pemberdayaan ekonomi di Indonesia,” pungkas perempuan yang akrab disapa Yessa itu. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Yanwa Evia Java
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan