Kampus ITS, ITS News — Beberapa permasalahan dalam pemanfaatan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia terdapat pada proses eksplorasi dan pengeboran (drilling). Untuk itu, dua pakar di bidang terkait mengupas hal tersebut pada gelaran Science Course: Upstream Series Vol. 1. yang diadakan oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Student Chapter (ITS SC).
Manajer Senior Japan Petroleum Exploration, Koichi Nakagami menjelaskan, eksplorasi migas adalah pencarian lokasi cadangan hidrokarbon seperti minyak dan gas dalam perut bumi. Selanjutnya, lokasi yang ditemukan akan menjadi titik awal dari proses pengeboran serta pengolahan minyak dan gas bumi.
Menurutnya, proses eksplorasi di Indonesia masih belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan di bidang eksplorasi migas memiliki risiko pekerjaan yang cukup tinggi. Padahal, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar pada kekayaan alamnya, khususnya minyak dan gas.
Selain itu, pekerjaan eksplorasi ini memiliki peluang keberhasilan yang kecil, Koichi menuturkan, ketika seorang pekerja eksplorasi mengajukan beberapa lokasi drilling, kemungkinan lokasi tersebut benar menyimpan minyak dan gas adalah hanya sebesar 30 persen.
Maka dari itu, pada pekerjaan dengan risiko besar, dibutuhkan seseorang yang bertanggung jawab dan berani mengambil risiko. Juga, seorang pengeksplor minyak dan gas harus berpikir positif dan optimis. “Tanpa keberanian akan risiko, kita takkan pernah berhasil menemukan lokasi drilling,” terang Koichi pada 26 November lalu.
Lebih lanjut, drilling engineer Kangean Energy Indonesia, Milky Umar Bawazier ST MM menjelaskan mengenai risiko yang terjadi ketika proses drilling gagal. Di antaranya adalah lost circulation dan kick & blow out. Keduanya disebabkan karena adanya perbedaan jumlah fluida yang masuk dan keluar.
Beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah kegagalan tersebut adalah melakukan analisis yang kuat ketika proses eksplorasi serta menyusun prosedur yang baik sebelum melakukan pengeboran. “Seluruh sistem yang digunakan juga harus dipastikan dalam kondisi yang baik,” ujar pria yang akrab disapa Umar.
Dengan terselenggaranya kegiatan yang bertempat di lantai 3 gedung Pascasarjana ITS ini umar berharap, agar mahasiswa dapat menambah wawasan seputar proses eksplorasi dan drilling. “Semoga kedepannya mahasiswa ITS bisa turut berkontribusi mengembangkan eksplorasi dan drilling migas di Indonesia,” pungkas alumnus magister manajemen operasi dan pengelolaan Universitas Indonesia ini. (*)
Reporter : Mohammad Febryan Khamim
Redaktur: Fatima Az Zahra
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)