Kampus ITS, ITS News — Tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berupaya mengubah wajah Desa Sekar menjadi desa wisata yang berkelanjutan. Dalam kali kedua pelaksanaannya ini, tim mahasiswa dan dosen ini targetkan redesain Pawon lan Omah di desa wisata hingga dapat meningkatkan kualitas infrastruktur lingkungan sekitar.
Dosen pembimbing KKN abmas ini, Dewi Septanti SPd ST MT PhD, mengungkapkan bahwa potensi wisata di Desa Sekar dapat menunjang pengembangan kawasan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, pengembangan wisata desa dengan fokusan tatanan sosial dan sumber daya alam ini belum memiliki hubungan perencanaan yang baik.
Redesain dari konsep yang sudah diterapkan tahun 2021 lalu ini, lanjut Dewi, berusaha tetap sejalan dengan tujuan awal untuk menjadikan Desa Sekar sebagai ekowisata alam dan geologi yang berkelanjutan. Antara lain, konsep implementasi rancangan hasil jadi berupa plafon, kap lampu, dan beberapa penyesuaian dari kondisi eksisting bangunan yang mengacu pada desain sederhana dengan basis tradisional.
Selaras dengan Dewi, salah satu mahasiswa KKN ambas, Fatihalhusna Lina Rahmawati, menyebutkan penyesuaian rancangan ini tentunya melihat peluang besar dengan penggunaan material anyaman dan potongan batang bambu. Rancangan yang menggunakaan material alami seperti ini dianggap memiliki keunikannya sendiri. “Karakteristiknya juga dapat meningkatkan nilai estetika dan fungsi praktis,” paparnya.
Dibanding dengan material kayu ataupun produk plastik, penggunaan bambu dalam industri rumah tangga dinilai dapat terus bertahan dan berkembang pesat. Selain merupakan hasil kerajinan tradisional masyarakat setempat, produk bambu juga sangat ramah lingkungan dan linier dengan konsep pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, tujuan penggunaan produk bambu dalam pembangunan infrastruktur desa yang merupakan pilot project Pawon lan Omah ini juga turut sejalan dengan poin ke-11 Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Sustainable Cities and Communities. “Dengan target lebih luas yang akan mencapai poin ke-1, yakni berkaitan dengan kemiskinan,” terang mahasiswa yang akrab disapa Lina.
Proses pengerjaan implementasi desain alat yang memakan waktu cukup panjang ini tentu tak luput dari kendala. Diakui Dewi, pendampingan proyek ini banyak memakan diskusi intensif dengan masyarakat untuk melakukan renovasi infrastruktur wisata. Namun demikian, tim ini berhasil membawa dampak positif bagi masyarakat dan wisatawan Desa Sekar.
Terakhir, Lina dan tim berharap kedepannya pilot project ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memperbaiki kawasan ekowisata. Dengan demikian, dalam jangka panjang, desa setempat dapat menjadi ladang pendapatan, penciptaan lapangan kerja baru yang luas, serta menunjang kemakmuran masyarakat Desa Sekar yang terikat pada Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Desa Sekar. (*)
Reporter: Fauzan Fakhrizal Azmi
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan