Kampus ITS, ITS News — Seiring berjalannya waktu, berbagai proyek sosial yang diadakan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dinilai berjalan kurang optimal. Berangkat dari permasalahan itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS menggelar Social Community Development School (SCS) 2022 yang diadakan selama dua hari, mulai Sabtu (17/12).
Ketua pelaksana SCS 2022, Muhammad Gilang Ramadhan menuturkan, acara yang digelar oleh Kementerian Sosial Masyarakat (Sosmas) BEM ITS ini mengusung tema How to Empowering Society Through Social Project. Tema tersebut diangkat sejalan dengan keinginan BEM ITS untuk menumbuhkan semangat kepedulian mahasiswa ITS terhadap lingkungan sekitar.
Di samping itu, program ini juga digadang-gadang dapat memberikan jalan keluar bagi mahasiswa ITS yang merasa kurang optimal dalam melakukan proyek sosial. “Fakta tersebut kami dapatkan dari hasil survei kepada BEM Fakultas dan Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD),” jelasnya.
Menurut Gilang, mayoritas permasalahan yang dihadapi mahasiswa meliputi sulitnya mendapat kampung binaan hingga ketidaktepatan rancangan dan pengelolaan kampung binaan. “Oleh karena itu, SCS hadir dengan menyuguhkan tujuh materi yang relevan guna menyelesaikan permasalahan tersebut,” tandasnya.
Tujuh materi tersebut, timpal Galang, terdiri dari enhance the social awareness, social mapping, penyelesaian permasalahan sosial, pengelolaan sumber daya, pengelolaan stakeholder, evaluasi dan monitoring, hingga perencanaan strategis.
Lebih lanjut, dalam materi enhance the social awareness, peserta dibekali ilmu terkait pentingnya meningkatkan kepedulian terhadap persoalan yang ada di lingkungan sekitar. “Selanjutnya, di materi social mapping, mahasiswa dituntut menganalisis sekaligus memetakkan permasalahan yang tengah dihadapi,” ungkapnya.
Tak berhenti sampai situ, di materi berikutnya, mahasiswa diberikan gambaran dalam memberikan solusi yang tepat terkait permasalahan sosial. “Namun, terlepas dari itu, dalam membuat proyek sosial juga diperlukan berbagai sumber daya dan stakeholder agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai,” paparnya.
Tak boleh dilupakan, terang Gilang, sebuah evaluasi dan monitoring hasil kerja juga diperlukan agar tersusun rencana strategis yang lebih baik. “Hal ini dilakukan agar proyek sosial yang digagas berjalan dengan lancar dan bertahan lama,” tambah laki-laki kelahiran 2002 itu.
Gilang berharap, acara ini tak hanya sekadar memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi mahasiswa terkait proyek sosmas, tetapi juga sebagai wadah pengembangan diri yang bisa disalurkan ke orang lain. “Dengan adanya ilmu yang sudah diberikan, kami berharap proyek sosmas yang dirancang mahasiswa dapat berjalan lancar,” pungkasnya mengakhiri. (*)
Reporter: Nabila Hisanah Yusri
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan