Kampus ITS, Opini – Beberapa waktu terakhir, Indonesia menyatakan kesiapannya dalam pencalonan tuan rumah Olimpiade musim panas 2036 mendatang. Sontak, ambisi ini diyakini akan dihantui oleh rentetan dampak buruk, mulai dari anggaran yang membengkak hingga infrastruktur yang terbengkalai. Lantas, melihat hal itu, masih perlukah Indonesia membidik titel tuan rumah ajang bergengsi ini?
Pernyataan kesiapan tersebut memang disampaikan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam presidensi G20 2022. Tak bisa dimungkiri, pesta olahraga internasional memang menjadi salah satu gelaran yang ditunggu oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia. Meskipun harus merogoh kocek lebih dalam, tiap negara akan berlomba-lomba merebutkan kesempatan menjadi tuan rumah ajang bergengsi ini.
Bagaimana tidak, olimpiade akbar tersebut memang bisa menjadi salah satu metode untuk mendapat atensi dari seluruh dunia. Jika ditilik dari segi historis, sudah banyak negara yang menjadikan gelaran internasional sebagai agenda mereka untuk mendapat perhatian internasional. Selain itu, gelaran ini juga dinilai dapat meningkatkan ekonomi negara sang tuan rumah.
Sebagai contoh, Afrika Selatan pernah berkesempatan menjadi tuan rumah piala dunia pada tahun 2010. Dilansir dari Kompas, gelaran tersebut berhasil memberikan kontribusi sekitar 0,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Afrika Selatan. Tak hanya itu, Negeri Pelangi tersebut juga berhasil menampar keraguan dunia akan kemampuannya dalam menggelar event besar.
Sementara itu, jika ditilik dari segi sejarah, Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Kala itu, Indonesia berhasil menjadikan Asian Games sebagai sarana untuk menunjukkan eksistensinya di kancah internasional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya apresiasi yang diberikan dunia terhadap kemewahan kompleks olahraga Senayan yang dibangun pada masa itu.
Oleh karena itu, menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 bisa menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk meningkatkan reputasi ibu kota negara baru di kancah internasional. Tak hanya itu, hal tersebut bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk membangun infrastruktur di ibu kota negara yang baru.
Meskipun membutuhkan biaya yang tak sedikit, Indonesia sebenarnya tidak perlu resah. Pasalnya, International Olympic Committee (IOC) tak akan lepas tangan begitu saja. Dilansir dari website resminya, IOC akan tetap memberikan gelontoran dana bagi negara peserta, terlebih tuan rumah, seperti yang terjadi saat Olimpiade Rio 2016 silam. Kala itu, IOC menyumbangkan lebih dari 1,5 miliar dollar AS kepada Brasil.
Dana tersebut masih belum termasuk dana lain, seperti penjualan tiket, pernak-pernik, hingga hak siar yang akan diterima Indonesia apabila menjadi tuan rumah Olimpiade 2036. Selain itu, secara tak langsung, pesta olahraga ini akan mengundang banyak wisatawan luar untuk datang ke Indonesia. Lebih lanjut, hal ini digadang-gadang dapat membantu meningkatkan perekonomian pasar dalam negeri.
Dari beberapa manfaat tersebut, tentu tak salah jika Indonesia bersikukuh menjadi tuan rumah Olimpiade 2036. Setelah menyatakan keseriusannya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036, sudah sepatutnya Indonesia menyiapkan segala fasilitas olahraga serta membenahi beberapa infrastruktur penunjang di Ibu Kota Nusantara (IKN). (*)
Ditulis oleh:
Mohammad Febryan Khamim
Departemen Matematika
Angkatan 2022
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),