Kampus ITS, Opini — Menjelang tanggal 25 Desember setiap tahunnya, suka cita Natal kian membangkitkan atmosfer kegembiaraan umat Kristiani di seluruh dunia. Lupakan sejenak imaji tentang sebuah perayaan tersebut dan mulai hayati, apa yang sebenarnya menjadi makna dan esensi sejati dari Natal sendiri?
Profesor Clayton Christensen pada Harvard Business Review tahun 2014 lalu mengungkapkan bahwa satu-satunya kekuatan untuk mengubah orang lain adalah kasih. Adanya sebuah keterkaitan yang merujuk pada kebenaran bahwa Natal adalah kisah kasih dari Allah.
Seperti halnya termaktub dalam Yohanes 3 ayat 16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Memberikan umat-Nya kesahihan bahwa perayaan Natal adalah bagaimana seharusnya memaknai hari Natal sebagai ucapan syukur akan kasih Allah. Bahwa telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal sebagai upaya penyelamatan manusia dari dosa.
Terkadang orang-orang abai akan hal tersebut dan lebih berfokus pada perayaan Natal di kalangan sekitarnya. Gemerlap lampu dalam megahnya pohon, harumnya kue jahe yang menyelimuti seisi rumah, hingga riuhnya keluarga yang berkumpul dan saling bertukar kado di hari Natal.
Perayaan Natal yang simbolis tersebut kerap kali dianggap sebagai helatan wajib. Meskipun nyatanya hanya menjadi hiburan atau hegemoni semata, lalu dengan cepat dilupakan usai hari istimewa ini berlalu.
Dikutip dari jurnal bertajuk Makna Teologi Perayaan Natal Yesus Kristus oleh Marselino Cristian Runturambi, makna sejati Natal dan perayaan simbolik tersebut memang cukup sulit dipisahkan.
Manusia menciptakan simbol-simbol perayaan tersebut sebagai ungkapan makna dan penghayatan pada hari kelahiran Anak Allah ini. Seiring berjalannya waktu, justru simbol perayaan tersebut memburamkan esensi sejati Natal itu sendiri.
Sebagai umat Kristiani, merayakan Natal semestinya bermuara kembali pada bagaimana cara menyikapi pengorbanan Yesus Kristus yang datang ke dunia fana ini melalui kerendahan hati dan kesederhanaan.
Oleh karena itu, mari kita rayakan hari Natal dengan ibadah yang penuh ucapan syukur akan kasih Allah. Ingatlah bahwa kado Natal sesungguhnya datang dari Allah sendiri, yaitu kelahiran Sang Mesias untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Selamat merayakan Natal dan teruslah menyalurkan sukacita Natal ini ke sesama. (*)
Ditulis oleh:
Frecia Elrivia Mardianto
Mahasiswa S-1 Departemen Teknik Fisika
Angkatan 2020
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kompleksitas pasar kerja nasional, Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengenalkan mobil urban edisi terbarunya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali dipercaya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu