Kampus ITS, ITS News – Persaingan dunia kerja usai kelulusan sekolah atau kuliah merupakan fenomena yang akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga sangat perlu menjadi perhatian. Menanggapi situasi tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang karya inovatif berupa aplikasi berbasis web bernama Drafta Indonesia yang hadir untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini.
Ketua tim Drafta ITS Syifa Alina Amri mengatakan bahwa Drafta Indonesia ini menawarkan layanan kepada perusahaan dengan cara menyinkronkan kriteria perusahaan dengan database yang dimiliki Drafta. “Database Drafta Indonesia diperoleh berdasarkan penggunaan fitur project management untuk melacak seluruh aktivitas kompetensi mahasiswa yang sudah dilakukan,” terangnya.
Lebih lanjut terkait fitur yang disinggung, project management Drafta merupakan fitur digital workspace bagi organisasi yang menaungi operasional keorganisasian mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar progress tracking, pemenuhan to-do-list, penjadwalan agenda, dan berbagai bentuk kolaborasi lainnya dapat tercatat, sehingga nantinya aktivitas mahasiswa dapat terverifikasi.
Mengulik keunggulan inovasi, mahasiswi berhijab ini mengungkapkan bahwa data processing yang dimiliki Drafta Indonesia adalah salah satu sisi yang terbaik. Pasalnya, tim Drafta menggagas sebuah flow yang disebut sebagai passion-action-data-match. Yakni penyesuaian talenta berdasarkan data yang berasal dari kegiatan dan behavior mahasiswa. “Drafta ingin skill yang dimiliki benar-benar tergambarkan dan tidak hanya didasari klaim semata,” ujarnya.
Perlu diketahui, saat ini beberapa perusahaan sangat membutuhkan jaminan yang valid dalam merekrut pekerja. Produk digital Drafta Indonesia ini telah banyak mendapatkan sambutan positif sebab inovasinya sangat dibutuhkan mulai tahap magang hingga entry level.
Bukan proses yang sederhana, menurut Syifa, penggagasan Drafta Indonesia ini berawal dari keresahan mahasiswa ITS yang aktif berkegiatan selama studi dan sering melamar untuk magang dengan background yang dimiliki. “Tak hanya itu, beberapa perusahaan juga telah banyak membagikan tantangan yang mereka hadapi dalam recruiting tenaga kerja baru kepada kami,” ungkapnya.
Membagikan hasil risetnya lebih dalam, dikatakan Syifa, ternyata perusahaan juga kesulitan untuk bisa menerima mereka sebagai tenaga kerja baru karena sulitnya memvalidasi kualifikasi yang dimiliki para pendaftar. “Hal ini juga tercermin dalam data BPS (Badan Pusat Statistik) yang menunjukkan bahwa angka pengangguran bagi lulusan perguruan tinggi justru berada di atas angka pengangguran nasional,” paparnya.
Lebih lanjut, tim Drafta yang beranggotakan lima mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS ini mengaitkan keresahan tersebut menjadi gagasan fitur dan prototype. “Saat ini, kami sudah melakukan 100 talent-matching untuk berbagai lowongan kerja di belasan perusahaan,” tandasnya.
Berkat rancangan inovatifnya tersebut, tim Drafta ini juga telah berhasil mendulang prestasi membanggakan bagi ITS. Yakni sukses meraih gelar Juara I Inovasi Wirausaha Digital Mahasiswa (IWDM) kategori Startup Tahap Bertumbuh pada ajang bergengsi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo 2022, beberapa waktu lalu.
Bukan ide semata, Syifa mengungkapkan harapan besar timnya untuk Drafta Indonesia ini bisa terus dilanjutkan dan membawa manfaat bagi industri tenaga kerja di Indonesia. “Bersama Drafta, kami ingin pemuda Indonesia bisa memantapkan langkahnya menuju karir impian mulai dari sekarang,” pungkas Syifa kembali menegaskan visi Drafta Indonesia. (HUMAS ITS)
Reporter: Faadhillah Syhab Azzahra
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan