Kampus ITS, ITS News – Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki bentang laut yang luas dengan tingkat kelembaban lingkungan yang tinggi sehingga bisa menyebabkan tingginya proses korosi pada kapal. Guna memperlambat proses korosi tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meneliti serta menginovasikan pemanfaatan pasir besi dan limbah abu sekam padi untuk nanomaterial komposit menjadi coating pada lambung kapal.
Phalul Zhemas Zul Nehan, mahasiswa yang tergabung dalam Tim Neutrino ITS menjelaskan, korosi pada lambung kapal acapkali diakibatkan adanya kontak langsung dengan air laut yang memiliki konduktivitas tinggi sehingga terjadi peristiwa oksidasi. Hal tersebut dianalisis dapat menimbulkan pembengkakan permasalahan dalam segi biaya dan usia perbaikan kapal laut.
Dengan permasalahan utama tersebut, Phalul bersama dua rekan timnya yakni Intan Yulia Putri Perindasari dan Andyan Rafi Setopratama berinisiatif memproyeksikan inovasi melalui metode coating kapal yaitu biomaterial. Dalam prosesnya, material yang digunakan ini berupa pasir besi dan limbah abu sekam padi yang populer untuk membuat nanopartikel berupa silika. Hal ini dirancang dengan alasan sifat toksisitas rendah, koersivitas yang tinggi, dan biokompatibel daripada material berukuran nano lainnya.
Pada dasarnya, lanjut Phalul, penelitian terdahulu telah menunjukkan material silika banyak ditemui di alam dan juga berupa limbah abu sekam padi. Dengan penggunaan limbah abu sekam padi dinilai berpotensi besar untuk dibuat pelapis antikorosi pada pelat baja karbon di lambung kapal. “Dengan demikian, memungkinkan untuk menahan difusi uap air, ion-ion oksigen ke permukaan logam,” jelasnya.
Penggunaan limbah ini juga berdampak positif dengan efisiensi sebesar 81 persen untuk menghambat laju korosi. Dengan besarnya efisiensi tersebut, sekam padi akan memiliki sifat hidrofobik yang antibasah, terlihat selalu bersih, hingga dapat mengurangi gesekan air laut dengan permukaan badan kapal. “Ini merupakan solusi akurat untuk menekan biaya produksi coating kapal,” ungkapnya.
Berdasarkan inovasi material komposit magnetik dan silika, diusulkan karya melalui tahap review beberapa hasil pengujian karakterisasi dari penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya didapatkan hasil pengujian pendistribusian partikel akan tepat ke dalam matriks coating, karena mampu menciptakan efek penghalang dan mengurangi jalur transportasi korosif melalui ketebalan lapisan.
Dengan hasil lain berupa kinerja perlindungan mekanis dan korosi dari film pelapis yang berdampak besar berdasarkan dari persentase nanofiller yang dipakai. Proyeksi penelitian ini telah menunjukkan persebaran homogen nanopartikel guna mengetahui karakteristik pelindung kimia dan korosi. “Nantinya, akan menunjukkan efektivitas material komposit untuk tiap-tiap percobaan,” jelas mahasiswa bimbingan Retno Asih MSi PhD ini.
Terakhir, Phalul berharap gagasan inovatif timnya ini dapat terus menjadi solusi yang berkelanjutan hingga bisa mengatasi permasalahan korosi pada baja lambung kapal yang didukung dengan sifat hidrofobik material. “Disarankan pula adanya peningkatan kualitas observasi penelitian untuk mengetahui lebih jauh potensi pengembangannya,” pungkasnya.
Berkat kreativitas inovasi tersebut, tim yang terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Fisika ini berhasil menyabet juara I dan juara Best Presentation di kejuaraan karya tulis ilmiah Airlangga Maritime Week 2022, belum lama ini. Dengan membawa judul penelitian Pemanfaatan Pasir Besi Dan Limbah Abu Sekam Padi Untuk Nanomaterial Komposit Fe3O4/SiO2 Sebagai Pelapis Anti Korosi Pada Lambung Kapal. (HUMAS ITS)
Reporter: Fauzan Fakhrizal Azmi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi