Kampus ITS, ITS News – Industri kreatif dan bisnis digital di Jepang berkembang sangat pesat. Menilik hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar webinar bertajuk Forum Diskusi (Fosil) Sosial 2022: Perkembangan Industri Kreatif dan Bisnis Digital di Jepang pada Minggu (4/12).
Pembicara pada webinar kali ini, Anik Amaliyah Spd, membeberkan mengenai isu-isu terbaru tentang industri kreatif dan bisnis digital di Jepang, hingga berbagai solusi yang bisa diterapkan di Indonesia. Bertemakan Belajar dari Jepang: Industri Kreatif dan Bisnis Digital, Anik mengawali kegiatan tersebut dengan mengulik gaya hidup masyarakat Jepang.
Anik menuturkan, teknologi merupakan kunci untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan. Ia menambahkan, kreativitas dan inovasi yang menjadi kekayaan dari masyarakat Jepang merupakan gaya hidup yang perlu dicontoh. “Orang Jepang melakukan inovasi untuk memecahkan urgensi dan memberikan solusi,” paparnya.
Letak geografis Jepang tidak begitu strategis karena bentuknya yang vertikal, memiliki pegunungan aktif yang melimpah, dan laut yang membentang luas tidak memupuskan asa mereka untuk terus melakukan pembaruan dan peningkatan. Alih-alih, Anik berucap, permasalahan dan ketidakuntungan yang mereka miliki menjadi acuan untuk berinovasi.
Lebih lanjut, perempuan yang telah lama tinggal di Negeri Sakura tersebut memaparkan tentang filosofi serta prinsip hidup yang dijadikan pedoman oleh masyarakat dari salah satu negara Macan Asia tersebut. “Masyarakat Jepang umumnya menerapkan filosofi Kaizen dalam kehidupan mereka,” terang staff Administrasi Umum dari Unit Pusat Bahasa Global tersebut.
Kaizen terdiri dari dua kata, yaitu Kai yang berarti perubahan dan Zen yang berarti kebaikan. Pada dasarnya, Kaizen merupakan sebuah praktek untuk memperbaiki diri secara bertahap yang kemudian akan menjadi kebiasaan, atau disebut sebagai konsistensi. “Inovasi yang cemerlang tidak akan terwujud tanpa adanya konsistensi,” tegas Anik.
Selain filosofi Kaizen, Anik menerangkan pula mengenai konsep etos kerja yang menjadi jati diri masyarakat Jepang. Ialah Hourenso (Houkoku, Renraku, Soudan), budaya berdiskusi dengan cara yang baik dan benar untuk mengatasi suatu permasalahan kerja. Oleh karena itu, Jepang sangat menghargai keterbukaan dan harmoni untuk mendemonstrasikan konsistensi antar filosofi.
Terakhir, Anik menyimpulkan bahwa keunggulan utama Jepang hingga bisa menjadi amat pesat adalah sumber daya manusianya. Untuk itulah ia menjabarkan segala gaya hidup, filosofi, hingga etos kerja masyarakat Jepang agar generasi penerus bangsa dapat terpacu dan mulai melangkah untuk membawa kemajuan bagi Indonesia. “Muda-mudi Indonesia sangatlah berpotensi, karena itu berinovasilah dan keluarkan semua kreativitasmu,” pungkasnya. (*)
Reporter: Hibar Buana Puspa
Redaktur: Yanwa Evia Java
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan