Kampus ITS, ITS News – Saat ini, sociopreneur dapat berperan penting untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin pertama yakni terkait pengentasan kemiskinan. Menaruh perhatian pada hal tersebut, Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Uprintis Indonesia untuk mengupayakan mahasiswanya dapat membangun suatu bisnis yang berkelanjutan.
Chief Executive Officer (CEO) Uprintis Indonesia, Novita Hardini SE MM menjelaskan bahwa sociopreneuship sendiri tidak hanya fokus pada keuntungan semata. Lebih dari itu, bisnis ini berdampak pada aspek sosial dan lingkungan. Hal tersebutlah membuatnya masih sulit dipraktekkan karena mayoritas pebisnis masih hanya berfokus pada keuntungan. “Sejatinya, menjadi seorang pebisnis sosial itu harus seimbang (antara keuntungan dan dampaknya, red),” terangnya.
Istri dari Bupati Kabupaten Trenggalek tersebut turut menambahkan, sociopreneurship bertumpu pada dampak jangka panjang ke lingkungan dan masyarakat sehingga perlu strategi berkepanjangan dan analisis permasalahan yang rinci. Dasaran tersebut menjadikan model bisnis ini berbeda dengan kegiatan sosial charity. “Tentunya karena charity merupakan kegiatan jangka pendek,” ucap Novita.
Tak hanya berteori tanpa praktik, Uprintis Indonesia sendiri hadir menjadi wujud implementasi Novita dalam berbisnis sosial. Usahanya tersebut bertujuan menjadi jembatan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) para perempuan di Indonesia, khususnya di Trenggalek. Salah satu programnya adalah Sekolah Kepemimpinan Perempuan Desa (SEPEDA KEREN) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelompok rentan dalam kepemimpinan, advokasi, dan berbagai keterampilan lainnya.
Lebih lanjut, Uprintis Indonesia berperan besar dalam memfasilitasi perempuan yang mendirikan UMKM di Jawa Timur untuk naik kelas hingga mampu mengarah ke digitalisasi. Performa UMKM menjadikan pemerintah untuk terus meningkatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) “Hal tersebut karena UMKM dinilai benar-benar berdampak besar pada pertumbuhan perekonomian di Indonesia,” tutur Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Trenggalek tersebut.
Adanya UMKM yang memberikan dampak signifikan ke perekonomian Indonesia, Novita berharap seluruh mahasiswa ITS dapat menjadi salah satu pionir kewirausahaan sosial di masa yang akan mendatang. Ia pun turut berpesan agar ITS selalu senantiasa untuk mewadahi dan memfasilitasi seluruh mahasiswanya agar dapat meraih cita-citanya. “Jadilah seorang wirausahawan yang berdampak besar bagi nusa dan bangsa ini,” pungkasnya memotivasi. (*)
Reporter: Bima Surya Samudra
Redaktur: Astri Nawwar Kusumaningtyas
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan