Kampus ITS, ITS News — Lingkungan yang nyaman dapat mempengaruhi efektivitas dan emosi ketika belajar. Sayangnya, masih banyak ruang kelas yang didesain tanpa mengindahkan fungsi tata letak. Entaskan permasalahan tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inisiasikan program Peningkatan Kualitas Lingkungan Belajar untuk Efisiensi Energi di SMK Bayt Al-Hikmat, Pasuruan.
Melalui Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas), sang ketua, Astri Mulia, mengungkapkan inovasi ini bertujuan untuk menciptakan kenyamanan belajar melalui aspek pencahayaan dan suhu ruangan. Lebih dari itu, timnya merancang solusi yang mendukung efisiensi energi dengan memanfaatkan sumber energi alami.
Berdasarkan analisis timnya, Astri berujar bahwa terdapat dua kelas yang paparan cahaya mataharinya berlebih. Hal ini menyebabkan proses penyesuaian temperatur alami atau passive cooling di kelas tersebut juga lambat. “Panas dari luar ruangan terserap dan terperangkap pada bangunan,” ujarnya.
Untuk itu, terang Astri, timnya mengusulkan desain penghalang cahaya atau shading yang sesuai dengan kondisi kelas. Shading yang ia dan tim tawarkan berupa bangunan penambah yang langsung diinstal pada jendela kelas. Shading pada jendela umumnya dibangun menghadap horizontal sehingga langsung memangkas intensitas cahaya matahari yang masuk ke ruangan. Apabila penurunan suhu mau lebih terasa, Astri dan tim merekomendasikan penambahan shading vertikal.
Namun, Astri bercerita bahwa pihak sekolah tidak ingin mengubah terlalu banyak bentuk asli bangunan. Maka dari itu, Astri dan tim memutar otak dan memberikan opsi lain berupa penggunaan tirai yang fungsinya sama dengan shading. “Kami memberikan rekomendasi jenis tirai yang juga bisa meningkatkan estetika kelas,” tegasnya.
Menurut Astri, pengaplikasian shading dan tirai dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan pembelajaran dan mendorong efisiensi energi. Selain membuat siswa lebih nyaman saat belajar, desain tersebut mengurangi efek rumah kaca akibat penggunaan lampu dan AC secara berlebihan. Apalagi, ucapnya, cara ini membutuhkan energi dan biaya yang jauh lebih sedikit dibandingkan metode yang menggunakan alat elektronik.
Ke depan, dirinya dan tim berharap inovasi yang mereka teliti dapat diaplikasikan oleh lebih banyak sekolah. Tak hanya itu, mereka juga berharap edukasi mengenai pentingnya efisiensi energi ini dapat semakin mendarat ke segala lapisan masyarakat. “Semoga inovasi ini bisa lebih berkembang dan kita bisa mewujudkan lingkungan sekolah yang ramah lingkungan,” tutupnya. (*)
Reporter : Nayla Maisun Nur Aqila
Redaktur : Difa Khoirunisa
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan