Kampus ITS, Editorial — Menggabungkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalankan program Smart Eco Campus sebagai langkah mendukung pembangunan berkelanjutan dan pionir kampus yang peduli lingkungan. Setelah jalan sejak tahun 2011, perubahan apa dari Smart Eco Campus di ITS hingga saat ini dan apa yang direncanakan kedepannya?
Smart Eco Campus telah menjadi medium ITS dalam menjajal posisi sebagai kampus berkelanjutan. Hal tersebut terbukti dengan ITS yang berhasil mempertahankan posisi lima besar di UI Greenmetric selama lima tahun terakhir. Dengan mengikuti pemeringkatan bergengsi tersebut, ITS pun terbantu untuk mendapatkan parameter yang pasti dalam menilai kesuksesan program Smart Eco Campus.
Lebih jelas, dalam UI Greenmetric terdapat enam bidang sebagai kriteria penilaian. Keenam bidang tersebut adalah Pengaturan dan Infrastruktur dengan persentase poin 15 persen, Energi dan Perubahan Iklim dengan persentase poin 21 persen, Limbah dengan persentase poin 18 persen, Air dengan persentase poin 10 persen, Transportasi dengan persentase poin 18 persen, serta Pendidikan dan Penelitian dengan persentase poin 18 persen.
Dengan segala program lingkungan Smart Eco Campus ITS, diciptakanlah sebuah program andalan untuk memenuhi kriteria-kriteria yang ada pada UI Greenmetrics. Diberi nama program ALTER, program ini dihadirkan untuk menyelesaikan kekurangan ITS dalam bidang air dan udara, limbah, transportasi dan infrastruktur, energi, dan ruang terbuka hijau (RTH).
Meskipun begitu, kampanye Smart Eco Campus saat ini dinilai masih banyak yang perlu diperbaiki. Meski bertahan di lima besar, ITS sempat mengalami penurunan peringkat UI Greenmetric ITS dari peringkat 4 pada tahun 2021. Tidak hanya sekali, ITS juga pernah berpindah posisi dari peringkat 4 ke 5 pada tahun 2019 ke 2020. Smart Eco Campus yang mempunyai visi meningkatkan aspek lingkungan kampus ini, terlihat tidak begitu memiliki inovasi yang mendongkrak peringkat UI Greenmetric ITS.
Maka dari itu, dengan program ALTER, ITS berusaha meningkatkan kinerjanya dalam program Smart Eco Campus. Dalam laporan sustainability ITS, pengalokasian anggaran keberlanjutan ITS diketahui meningkat. Hasil penggunaan keuangan tersebut juga dapat dikatakan tepat, disebabkan perluasan Smart Building ITS. Implementasi Smart Building terdapat pada 29 gedung yang mana beberapa diantaranya yakni gedung Research Center ITS, gedung Rektorat, dan gedung Departemen Teknik Sipil.
Suatu kesuksesan program yang mencakup keseluruhan aspek kampus tak hanya dapat dilakukan oleh para pemangku kebijakan. Melainkan, harus mengikutsertakan kontribusi dari seluruh sivitas kampus itu sendiri. Oleh karena itu, kolaborasi setiap sivitas kampus tentu perlu ditekankan. Hal itu tentu dapat terjalin dengan dua arah, dengan mahasiswa belajar kepada dosen cara menjaga lingkungan, ataupun dosen mengajak mahasiswa melestarikannya.
Sebagai unsur dan kekuatan terbesar sebuah kampus, tercatat jumlah mahasiswa ITS meningkat setiap tahun. Dengan jumlah mahasiswa yang perlahan semakin naik, menjadi kesempatan ITS untuk dapat menggalakkan program-program mereka secara masif. Sesuai dengan tren grafik tiap tahun dari jumlah mahasiswa, diprediksi ITS akan memiliki kenaikan jumlah mahasiswa dikarenakan tambahan departemen baru di ITS.
Tidak menyia-nyiakan mahasiswanya, ITS turut mengalokasikan minat dan energi mahasiswa menjadi langkah yang produktif untuk mendukung program Smart Eco Campus sendiri. Tercatat setiap tahun organisasi berkelanjutan dan acara bertema berkelanjutan di ITS semakin tinggi jumlahnya. Hal tersebut didukung kontribusi organisasi mahasiswa (Ormawa) seperti Kumpulan Mahasiswa Pecinta Lingkungan (KPPL), student chapter Society of Renewable Energy (SRE) ITS, dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan peran mahasiswa, di sisi pengolahan limbah dan sampah terlihat Smart Eco Campus mampu menggaet KPPL dalam menggerakan bank sampah dan rumah kompos. Di rumah kompos sendiri, setiap hari dapat memproses 3,5 sampai empat meter kubik sampah. Dari aktivitas tersebut, dihasilkan kurang lebih 90 kilogram kompos yang kemudian dipisah menjadi kemasan lima dan 25 kilogram. Namunk tanpa ada inovasi atau perubahan yang signifikan, hasil rumah kompos tersebut masih sama selama empat tahun terakhir.
ITS pun memberikan investasi dalam aspek airnya. Penyediaan Keran Air Siap Minum (KASM) pun sudah disebar pada beberapa tempat. Dari lima tempat KASM di ITS, hanya satu titik yang dapat digunakan meskipun tidak setiap waktu dapat beralir berdasarkan hasil investigasi tim ITS Online.
Tentu hal-hal tersebut hanyalah detil-detil kekurangan kecil di kinerja Smart Eco Campus ITS. Banyak sekali program yang dikenal dan digencarkan setiap tahunnya. Beberapa program seperti Tandur Race, dimana Urban Farming, Smart Eco Campus ITS mengajak seluruh sivitas dan masyarakat untuk menanam dengan jenis tanaman yang bervariasi setiap tahunnya.
Meskipun begitu perjalanan ITS masih panjang untuk menjadi kampus yang peduli lingkungan sepenuhnya. Masih banyak sekali yang perlu dikembangkan dalam kinerja Smart Eco Campus ITS terutama program ALTER. Namun ITS Online yakin dengan ilmu para akademisi ITS dan semangat mahasiswanya, hal tersebut bukanlah hal yang sulit. Maka melalui media yang telah diberikan kami ITS Online pun bantu menjawab beberapa solusi yang dapat digunakan oleh Smart Eco Campus. (*)
Ditulis oleh:
Tim Redaksi ITS Online
Kampus ITS, ITS News – Indonesia terdiri atas beribu suku bangsa dan budaya, menyiratkan keberagaman yang tertanam dalam kehidupan
Kampus ITS, ITS News — Tak hanya berkomitmen untuk senantiasa menghadirkan inovasi mutakhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga
Kampus ITS, ITS News — Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan aplikasi Kinderfin, untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan atas inovasi anak bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas