Kampus ITS, ITS News – PT Nanoma Teknologi Indonesia, perusahaan rintisan sivitas akademik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih juara satu dalam ajang kompetisi startup Health Innovation Sprint Accelerator 2023. Perusahaan yang mengusung produk CoFilm, inovasi cat anti virus ini, mendapat penghargaan langsung dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pada Selasa (30/5).
Chief Executive Officer (CEO) PT Nanoma Teknologi Indonesia, Royyan Wafi Pujiyanto ST menjelaskan, Health Innovation Sprint Accelerator 2023 merupakan program inkubasi startup dan inovator di bidang kesehatan. Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia dan bekerja sama dengan East Ventures, sebuah perusahaan modal ventura terkemuka di Indonesia.
Dalam kompetisi yang didominasi oleh para ahli kesehatan ini, tim CoFilm membawa inovasinya yakni cat antivirus berteknologi nano tembaga yang dapat membunuh 90 persen virus dalam waktu sepuluh menit dan 99,99 persen kurang dari satu jam. Produk ini berhasil menempati sepuluh besar hingga meraih juara satu dalam ajang tersebut.
Lebih lanjut, alumni Departemen Teknik Elektro ITS tersebut menjelaskan, lima kelebihan startup rintisannya berdasarkan kriteria penilaian. Dari segi daya tarik pasar, cat pelapis anti infeksi CoFilm merupakan produk baru dan belum mempunyai pesaing di Indonesia. Apalagi setelah pandemi 2019 lalu, masyarakat menjadi lebih menyadari pentingnya kesehatan. “Sehingga pasar dari CoFilm ini sangat luas dan terus tumbuh,” terangnya.
Dari segi kelayakan produk, CoFilm telah teruji di laboratorium ampuh membunuh 90 persen virus dalam waktu sepuluh menit. Telah memiliki tiga sertifikasi produk, yakni Uji Antibakteri Gram Positif Staphylococcus aureus, Uji Antibakteri Gram Negatif Escherichia coli, dan Uji Antivirus, CoFilm berhasil mengantongi izin resmi dari Kementerian Kesehatan.
Tak hanya itu, pengaplikasian dari produk ini juga mudah karena dibantu langsung oleh produsen, sehingga pengguna tidak perlu bingung terkait pengaplikasian produknya. Produk ini juga lebih efisien dan tahan lama dibandingkan dengan penggunaan desinfektan biasa.“Sekali diaplikasikan, barang akan selalu steril selama dua tahun,” tuturnya.
Selain memiliki produk yang unggul, tim yang diketuai oleh Wafi ini melibatkan dua ahli. Ahli Virologi dari Universitas Airlangga yakni Prof Kazufumi Shimizu PhD. Kemudian, Pakar Teknologi Nano dari ITS yakni Dr Agung Purniawan ST MEng. Dibaliknya, terdapat timnya yang turut mendukung CoFilm yakni Yan Alamanda Ilfahmi SSi, Armijn Firman SSi ST, Priya Saputra, dan Abda Nurhaqi.
Kriteria terakhir yang menjadi penilaian lomba ini adalah keberlanjutan bisnis. Mengingat inovasi yang masih baru, tidak memiliki pesaing, dan memiliki pasar yang luas dan terus berkembang, Wafi yakin bisnis yang sudah ia rintis sejak 2020 ini mampu bertahan di pasar. “Kami juga mengikuti pameran kesehatan dan peliputan media agar pasar CoFilm makin meluas,” papar lelaki asal Jember itu.
Setelah meraih kejuaraan dan mendapatkan investasi, Wafi berharap CoFilm menjadi makin besar dan mampu melayani lebih banyak masyarakat. Selain itu, momentum ini ingin ia jadikan sebagai pengingat kepada para mahasiswa bahwa penemuan teknologi dan inovasi karya mahasiswa dapat dijadikan bisnis. “Caranya dengan mencari partner dan menjalin kolaborasi,” jelasnya
Terakhir, kepada Reporter ITS Online, Wafi menyebut bahwa perusahaan rintisannya sedang membuka pendaftaran untuk posisi project leader. Lowongan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa maupun alumni ITS hingga 10 Juni. Untuk informasi lebih lanjut bisa dicek di website maupun instagram CoFilm nantinya. “Ini merupakan kesempatan besar untuk tumbuh bersama,” pungkasnya.(*)
Reporter: Nurul Lathifah
Redaktur: Shinta Ulwiya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi