Kampus ITS, ITS News – Dalam rangka mewujudkan cita-cita Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menjadi entrepreneurial university. Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITS helat acara Kick Off ITS Youth Technopreneur (IYT) 2023. Acara ini dihadiri oleh 40 tim mahasiswa ITS yang berasal dari berbagai departemen yang ada di ITS, namun memiliki tujuan dan hasrat yang sama.
Sebagai pengantar, IYT merupakan wadah inkubasi bisnis berkelanjutan yang dibimbing secara langsung oleh Subdirektorat Pengembangan Wirausaha dan Karir (Subdit PK2) Ditmawa ITS. Kepala Seksi (Kasie) Bimbingan Konseling dan Kewirausahaan, Eka Dian Savitri SHum MA, mengatakan bilamana IYT dihelat uuntuk mendorong mahasiswa ITS untuk bisa menjadi job creator melainkan job seeker. “IYT telah lahir pada 2018 dengan tujuan yang sama, yakni mengasah kemampuan kewirausahaan mahasiswa ITS,” terangnya.
Tahun ini, IYT mengajak seluruh mahasiswa ITS untuk menggencarkan kolaborasi berdasarkan strategi multipihak (pentahelix). Strategi multipihak merupakan model strategi yang menuntut kolaborasi dengan lima elemen esensial, yakni pemerintah, lembaga usaha, masyarakat, akademisi, dan media. Menurut Eka, strategi tersebut dapat mendorong mahasiswa untuk senang membangun iklim kewirausahaan.
Guna mempersiapkan mental dan mindset tim IYT tahun ini, Subdit PK2 pun menggelar acara sharing session yang dihadiri oleh salah satu dosen Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Afif Kurniawan SPsi MPsi Psikolog. Dalam sesi ini, Afif menjelaskan bahwa kesuksesan dapat diraih dengan berani keluar dari zona nyaman. Ia menyatakan bahwa orang sukses merupakan orang yang memiliki growth mindset. “Growth mindset adalah pemikiran seseorang yang tidak melihat kegagalan adalah akhir dari segalanya,” ungkapnya.
Selain growth mindset, Afif menyatakan, manajemen stres merupakan salah satu ujung tombak ketika keluar dari zona nyaman. Seseorang akan mengalami ketidaknyamanan dan stres ketika melakukan hal baru. Baginya, ketidaknyamanan tersebut merupakan bukti bahwa apa yang dilakukan oleh orang tersebut sudah benar. “Ketika orang berproses dengan baik, tentunya orang tersebut harus melakukan appreciative inquiry,” tuturnya.
Menurut dosen Psikologi UNAIR tersebut, Appreciative inquiry menjadi salaah suatu konsep yang krusial diterapkan karena setiap orang memiliki keunikannya masing-masing sebagai ciri khas. Di mana, keunikan tersebut tidak bisa disamakan oleh orang lain. Dengan demikian, penerapan appreciative inquiry mampu membantu seseorang agar tetap kuat dan berjuang untuk menggapai growth zone yang dicita-citakan mereka.
Dengan berjalannya tahun keenam IYT ini, Eka berharap kelak ITS dapat melahirkan lulusan entrepreneur yang handal untuk Indonesia. Tak hanya itu, ia mengajak seluruh mahasiswa ITS yang berminat untuk menciptakan lembaga usaha yang berkelanjutan untuk bisa bergabung di IYT tahun depan. “Program ini kami susun sesuai dengan lingkungan ITS agar seluruh mahasiswa dapat kesempatan yang sama untuk mewujudkan mimpi kewirausahaannya,” pungkasnya. (*)
Reporter: Bima Surya Samudra
Redaktur: Yanwa Evia Java
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan