Surabaya, ITS News — Project Management Institute (PMI) Indonesia Chapter kembali gelar kompetisi tahunan, Project Management Challenge (PMC) 2023, yang resmi berakhir 14 Juli lalu. Bertempat di Surabaya dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai kolaborator, kegiatan ini menjadi panggung bagi generasi muda untuk turut andil menciptakan kota cerdas.
Kegiatan yang bertajuk Bringing Smart System to the City, PMI Indonesia mengundang seluruh mahasiswa guna menyampaikan ide inovatifnya dalam subtopik, seperti Smart Mobility, Smart Branding, Smart Economy, Smart Environment, Smart Government, dan Smart Living. Berbagai ide tersebut nantinya akan dijabarkan dalam bentuk rencana induk manajemen proyek mini yang akan dievaluasi oleh dewan juri.
Ketua pelaksana PMC 2023 Alfina Wijanarno ST PMP CFT menjelaskan, tujuan utama dari PCM adalah untuk meningkatkan kesadaran akan manajemen proyek di kalangan mahasiswa. Tak hanya itu, ditargetkan pula guna melatih perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proyek dengan baik. “PMI Indonesia Chapter ingin menginspirasi mahasiswa untuk menghasilkan produk yang sesuai dan solutif di pasar,” terang alumnus Teknik Fisika ITS tersebut.
Setelah melalui proses seleksi ketat sejak awal tahun, akhirnya sebanyak 10 tim terpilih. Mereka berasal dari universitas terkemuka seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), STKI Malang, ITS, dan empat perwakilan kampus lainnya untuk bersaing memperebutkan gelar juara. “Namun, persaingan ini bukan semata-mata tentang gelar juara, tetapi lebih tentang kesempatan untuk mengembangkan keterampilan manajemen proyek mereka,” tambah Dewan Direktur PMI cabang Surabaya tersebut.
Alfina merincikan, selama tiga hari para peserta diajak untuk mengembangkan proyek-proyek inovatif terkait dengan enam tema utama yang merujuk pada konsep smart city. Tema tersebut mengusung solusi kreatif untuk berbagai tantangan di kota. Seperti pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan pelayanan publik ataupun merancang infrastruktur yang ramah lingkungan.
Tak hanya berdiskusi di dalam ruangan, peserta juga menjalani serangkaian kegiatan menarik selama tiga hari berkompetisi. Mereka juga diajak untuk mengunjungi tiga titik strategis di Surabaya, termasuk Jalan Gubernur Suryo (Grahadi), Alun-alun Kota, dan Balai Kota Surabaya guna melakukan studi lapangan dan mencari inspirasi untuk meningkatkan kualitas hidup di kota tersebut.
Tentunya, studi lapangan tersebut juga selaras dengan alasan pemilihan penyelenggaraan dengan menunjuk Surabaya menjadi tuan rumah yang ramah untuk acara tahun ini. Keputusan ini bukanlah kebetulan semata, melainkan karena kota ini telah menunjukkan potensinya sebagai kota yang siap bertransformasi menjadi kota cerdas.
Selain itu, diselenggarakan pula seminar dan sesi mentoring untuk membantu peserta dalam mengembangkan keterampilan manajemen proyek. Para peserta diberikan kesempatan besar untuk belajar dari para ahli dan berbagi pengalaman dari universitas lain. Hal ini memberikan peluang tak ternilai bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang dalam karier mereka di masa depan.
Usai melalui segala proses kegiatan, menanggapi sesi final PMC 2023 Smart City ini, PMI Indonesia Chapter berharap dapat terus mendorong pengembangan keterampilan manajemen proyek di kalangan mahasiswa dan memberikan kontribusi dalam pembangunan kota-kota cerdas di Indonesia. “Semoga para peserta dapat menjadi pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan dunia proyek dengan kemampuan manajemen yang baik,” pungkasnya penuh harap. (*)
Reporter: Lathifah Sahda
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang