Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universiti Teknologi MARA (UiTM) tengah mengikuti program pertukaran pelajar sejak Juli 2022. Dalam program pertukaran yang berlangsung, lima mahasiswa ITS dan sembilan mahasiswa UiTM turut berpartisipasi dengan menciptakan semangat kolaborasi yang luar biasa di antara kedua institusi.
Dalam program ini, Sekretaris Departemen Teknik Geomatika ITS, Hepi Hapsari Handayani ST MSc PhD menjelaskan, kerja sama antara Teknik Geomatik ITS dan Survey Science & Geomatics UiTM berawal dari saling mengisi webinar antara kedua pihak. Kemudian, kerja sama ini terjalin karena dianggap cocok dan keduanya memiliki kemampuan yang sejajar.
Berkaca pada antusiasme dan kesamaan posisi geografis kedua negara, maka dihadirkan sebuah kolaborasi pembelajaran yang kompleks. Mahasiswa dari ITS dan UiTM ditargetkan akan mendapatkan kesempatan langka untuk memperdalam pengetahuan mereka sesuai dengan bidang ilmu geomatika, yang merupakan keahlian khusus dalam departemen.
Lebih lanjut, walaupun belajar di tempat yang berbeda, mereka tetap mengikuti konsep dasar yang sama serta menggunakan buku pelajaran serupa yang berbasis internasional. “Akan tetapi, perlu ditekankan, pengalaman yang didapatkan pasti berbeda akan latar belakang, pemikiran, metode pembelajaran, dan lingkungan,” terangnya.
Lewat kemiripan konsep dasar bidang ilmu yang diajarkan di kedua universitas, tentu hal ini memudahkan kedua belah pihak dalam membuat konversi mata kuliah. Wanita yang akrab disapa Hepi ini menyebutkan keuntungan ini sangat berarti dalam proses outbound, inbound, dan konversi nilai satuan kredit semester (SKS) bagi mahasiswa yang terlibat.
Tak hanya itu, UiTM juga berkolaborasi dengan pemerintah Malaysia dalam mengundang praktisi untuk mengisi materi juga memberikan nilai tambah bagi program pertukaran ini. Tidak hanya sekadar berbagi wawasan dalam negeri, mahasiswa juga mendapatkan pemahaman komprehensif tentang kebijakan dan proses pengembangan di Malaysia. Dengan harapan, ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk kemajuan Indonesia.
Di lain sisi, salah satu mahasiswa pertukaran pelajar, Awandhana Anggi Arrizki, berbagi tentang pengalaman menariknya dalam mata kuliah kemah kerja. Dengan lokasi kegiatan survei yang berada di Kampung Kuala Linggi di Melaka, Malaysia, memberikan nuansa berbeda dalam penerapannya.
Awandhana juga turut bercerita lewat pengalamannya dalam melakukan survei topografi yang mencakup empat bidang ilmu teknik geomatika. Seperti, fotogrametri dan GNSS, survei hidrografi, kadaster, dan survei rekayasa yang memberikan pembelajaran perbedaan regulasi antara Indonesia dan Malaysia.
Proses pembelajaran lapangan ini juga secara nyata memberikan bukti akurab atas ilmu-ilmu survei terestris yang sebelumnya telah dipelajarinya selama lima semester. “Namun yang berbeda, kami harus beradaptasi dengan regulasi pengukuran yang berlaku di Malaysia, alih-alih terbiasa menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI),” paparnya.
Melihat potensi yang dimiliki oleh kolaborasi ini, Departemen Teknik Geomatika ITS optimis bahwa semangat kerjasama yang kuat akan mampu mewujudkan tujuan-tujuan pembelajaran dan kolaborasi yang berkelanjutan. Kolaborasi ini diyakini akan memberikan manfaat bagi kedua institusi dan melahirkan mahasiswa yang lebih berkualitas dan berdaya saing tinggi di masa depan. (*)
Reporter: Thariq Agfi Hermawan
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi