Tim Abmas ITS bersama perwakilan warga Desa Sukorejo usai penyerahan alat photovoltaic
Kampus ITS, ITS News – Menjadi salah satu komoditas unggulan, pengoptimalan produksi buah naga perlu dilakukan. Menyoroti hal tersebut, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengimplementasikan teknologi photovoltaic yang terintegrasi penyimpanan baterai untuk mengoptimalkan produksi kebun buah naga di Desa Sukorejo, Banyuwangi.
Mahasiswa yang tergabung dalam tim abmas ITS, Edwin Juanda Samuel Sirait mengungkapkan bahwa Desa Sukorejo memiliki potensi yang tinggi sebagai desa penghasil buah naga terbesar di Banyuwangi. “Oleh karenanya, pengoptimalan proses produksi buah naga di kebun di desa tersebut harus segera dilakukan, salah satunya dengan teknologi photovoltaic,” terangnya.
Melalui pengimplementasian teknologi photovoltaic yang terintegrasi penyimpanan baterai, energi surya dari sinar matahari akan diubah menjadi energi listrik lalu disimpan ke dalam baterai. Energi listrik yang tersimpan ini digunakan untuk menyalakan lampu sebagai sumber penerangan di malam hari. “Penyinaran di malam hari dapat meningkatkan produktivitas buah naga sehingga dapat berbuah di luar musim panennya,” tambahnya.
Alat photovoltaic, teknologi sumber energi baru terbarukan sebagai sumber penerangan kebun buah naga di Desa Sukorejo, Kabupaten Banyuwangi
Selain meningkatkan produktivitas buah naga, Juan mengulas bahwa implementasi teknologi yang menghasilkan energi listrik terbarukan ini dapat menekan pembengkakan biaya listrik. Adapun jumlah potensi listrik yang dihasilkan berjumlah besar lantaran rata-rata penyinaran matahari di Desa Sukorejo cukup tinggi. “Kami pun berencana untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk desa ini lantaran alasan tersebut,” imbuhnya.
Lebih lanjut, penerapan teknologi ini membutuhkan waktu sekitar empat hari. Namun sebelumnya, berbagai pertimbangan seperti penentuan lokasi yang tepat, hingga perencanaan dan pembuatan alat dilakukan. Hadirnya teknologi ini diharapkan dapat berdampak langsung terhadap para petani buah naga setempat dan memotivasi untuk lebih banyak mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan.
Ke depannya, tim abmas yang terdiri dari beberapa dosen dan asisten Power System Simulation Laboratory (PSSL) ITS ini akan memonitor perkembangan alat yang telah dipasang. “Tentunya, tim ini juga akan menjalin komunikasi dengan pihak setempat dan bersiap apabila bantuan kami diperlukan,” pungkasnya.(*)
(dari kiri) Edwin Juanda Samuel Sirait sebagai perwakilan mahasiswa tim Abmas ITS, Kepala Desa Sukorejo, dan perwakilan warga saat proses penyerahan alat photovoltaic
Reporter: Faadhillah Syhab Azzahra
Redaktur: Irwan Fitrano
Kampus ITS, ITS News – Era digital mendorong perubahan bisnis yang lebih dari sekadar digitalisasi, melainkan transformasi menyeluruh operasi
Kampus ITS, Opini – Perayaan Hari Raya Idul Fitri tak pernah luput dari tradisi halalbihalal yang melekat pada budaya
Kampus ITS, Opini — Setiap tahun, lebaran selalu identik dengan tradisi mudik. Bagi banyak perantau, momen ini menjadi waktu
Kampus ITS, ITS News – Suasana khidmat menyelimuti Masjid Manarul Ilmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat peringatan Nuzululqur’an