ITS News

Jumat, 15 November 2024
18 Agustus 2023, 10:08

Bahas Tren Keselamatan Maritim, ITS Gelar Konferensi Internasional

Oleh : itsann | | Source : ITS Online

Foto bersama para peserta konferensi internasional Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTK ITS) yang turut berkolaborasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta Worldwide Ferry Safety Association (WFSA)

Kampus ITS, ITS News – Perubahan cuaca yang tak terprediksi kerap menimbulkan masalah bagi pelaut. Guna pecahkan isu ini, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTK ITS) gelar konferensi internasional, Rabu (9/8). Dalam helatan ini, FTK ITS berkolaborasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta Worldwide Ferry Safety Association (WFSA).

Dekan FTK ITS, Dr Eng Trika Pitana ST MSc menyoroti bahwa perubahan iklim ekstrem yang berakibat pada perubahan cuaca mendadak telah menjadi tren bencana kemaritiman global yang mengkhawatirkan, terlebih dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan. Di negara ini, sebagian besar mata pencaharian rakyatnya adalah nelayan, sehingga dampaknya terasa sangat signifikan dan menjadi salah satu yang paling terdampak.

Demikian, konferensi ini diadakan untuk menghimpun pemikiran terbaik demi keselamatan maritim lokal dan global. Dalam forum ini, para ahli berkumpul membahas strategi mitigasi dampak perubahan iklim di sektor kemaritiman guna menjaga mata pencaharian nelayan dan keselamatan pelayaran. Tujuan akhirnya adalah menjaga keberlanjutan mata pencaharian nelayan dan keselamatan pelayaran di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Lebih dalam, Dosen Teknik Sistem Perkapalan ITS, Dr. Achmad Baidowi ST MT, fokus pada dampak signifikan pada elemen maritim, khususnya para pelaut yang menggunakan kapal kecil. Kekurangan sistem dan peralatan yang memadai di jenis kapal ini sering mengakibatkan kelalaian dan meningkatkan risiko kecelakaan. Sebagai respon, FTK ITS berusaha memberikan kontribusi melalui inovasi sistem pemantauan untuk mencegah kecelakaan akibat cuaca.

Kendati demikian, lelaki yang kerap disapa Baidowi itu mengaku sistem yang dirancang ini masih memerlukan evaluasi mendalam dari berbagai aspek. Untuk itu, FTK ITS berkolaborasi dengan BMKG dan WFSA guna menyempurnakan rancangan yang lebih mumpuni dan sesuai dengan standar global. “Ketiganya saling bersinergi dan berintegrasi untuk menciptakan sistem yang paling layak,” ujarnya.

Potret Dekan FTK ITS, Dr Eng Trika Pitana ST MSc saat menyampaikan sorotannya terkait perubahan iklim ekstrem yang mendadak telah menjadi tren bencana kemaritiman global

Pernyataan Baidowi tersebut didukung oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Riris Adriyanto ST MSi yang menjelaskan bahwa BMKG pun telah berupaya untuk menghimpun data dari berbagai titik. Meski demikian, sulitnya mendapatkan data real time terlebih dari lokasi yang tak terjangkau radar membuat pekerjaan ini kerap menemui kendala. Integrasi sistem yang terpadu antara milik BMKG, ITS, maupun WFSA menurut Riris perlu untuk dikembangkan segera.

Lewat kolaborasi ini, Riris berharap akan lahir sistem yang lebih canggih dengan kemudahan implementasi yang lebih tinggi. Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam menggagas solusi-solusi inovatif yang dapat mengatasi tantangan dalam bidang ketahanan maritim. Realisasi harapan tersebut akhirnya bermuara pada meningkatnya mutu ketahanan maritim lokal maupun global.

Dalam mengakhiri pernyataannya, Riris menegaskan bahwa tujuan utama dari semua upaya ini adalah keselamatan masyarakat. Seiring dengan perkembangan sistem dan teknologi, penting untuk tetap berfokus pada kesejahteraan dan keselamatan warga negara. Dengan demikian, kolaborasi ini bukan hanya tentang inovasi teknologi, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas hidup orang banyak melalui penerapan solusi cerda.

Tak hanya sesi seminar, konferensi yang dihadiri oleh partisipan dari Filipina, Amerika, hingga Australia ini juga turut mengundang berbagai pakar dalam empat panel diskusi. Pembahasan mendalam terkait memburuknya iklim, rencana pencegahan bencana, hingga instrumentasi cuaca dipaparkan secara kritis dengan sesi diskusi atraktif. (*)

 

Reporter: Shafa Annisa Ramadhani
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi

Berita Terkait