Kampus ITS, ITS News — Tekad Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat terus membulat. Hal tersebut dibuktikan melalui penandatanganan naskah Memorandum of Understanding (MoU) antara ITS dengan perusahaan pembibitan asal Thailand, WS Seeds, di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok, Rabu (16/8).
Bertempat di Negeri Gajah Putih, acara tersebut dihadiri oleh segenap perwakilan dari ITS, WS Seeds, KBRI, dan Thailand International Cooperation Agency (TICA). Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik bidang Bisnis dan Industri (PKKP-BI) ITS, Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng menjelaskan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas riset sekaligus pembangunan di sektor pangan Indonesia dan Thailand.
Lebih jauh lagi, Arman menyatakan bahwa kedua belah pihak memiliki tujuan untuk saling bertukar benih jagung dan komoditas pangan seperti beras guna ditingkatkan di wilayah masing-masing. Dengan adanya kolaborasi ini, kedua entitas akan mempercepat proses penelitian yang diperlukan dalam menghasilkan varietas unggul yang sangat dibutuhkan dalam pertanian modern.
Rencananya, kemitraan ini akan berjalan selama periode lima tahun. Dalam setiap tahunnya, ITS akan fokus pada pengembangan varietas jagung yang secara khusus dirancang untuk beradaptasi dengan kondisi alam di berbagai daerah yang menjadi target. Selanjutnya, hasil pengembangan varietas ini akan diberi perlindungan hak dagang. “Hal ini akan meningkatkan kualitas produksi pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat,” imbuh Arman.
Dengan adanya kolaborasi ini, ditargetkan pula secara jangka panjang dapat mewujudkan pertanian yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Arman juga menambahkan bahwa hal ini akan berdampak positif pada kualitas produksi pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Langkah ini juga diikuti dengan proses yang berpotensi memberikan imbal hasil dalam rantai produksi pangan.
Selain dari segi masyarakat, dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS ini mengungkapkan bahwa telah disusun skema bagi dosen dan mahasiswa ITS melalui kerja sama ini. Berbagai kesempatan riset di Thailand akan terbuka lebar bagi civitas academica ITS. “Kerja praktik, tugas akhir, dan penelitian sangat memungkinkan untuk dilakukan di Thailand,” ungkap Arman antusias.
Demikian, penandatanganan MoU ini merupakan tonggak baru dalam perumusan kebijakan berbasis penelitian di Thailand dan Indonesia. Kolaborasi dengan WS Seeds dan Thailand dapat meningkatkan peluang penelitian pengembangan benih jagung. “Hal tersebut membekali kami untuk membuat rekomendasi kebijakan yang didukung oleh penelitian empiris,” tutur Arman.
Kolaborasi kedua instansi ini tidak hanya diharapkan akan mempercepat riset varietas unggul, tetapi juga menjadi solusi konkrit dalam mengatasi permasalahan pangan di negara yang terlibat. Dengan berfokus pada pertukaran benih jagung dan komoditas pangan, kerja sama ini diyakini dapat menghasilkan inovasi pertanian yang mampu meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan.
Kedua belah pihak, ITS dan WS Seeds, optimistis bahwa kolaborasi ini akan merangsang aspek bisnis (B2B) dalam kemitraan ke dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, fokus ini memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan bukan hanya berhenti pada peringkat laboratorium, melainkan akan menjadi solusi praktis. (*)
Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi