ITS News

Jumat, 15 November 2024
19 Agustus 2023, 18:08

Cari Solusi Perkuat Ekonomi Nasional lewat FGD

Oleh : itssal | | Source : ITS Online

Para praktisi dan akademisi dalam Focus Group Discussion (FGD) Nasional 5 PTN di Hotel Mercure Grand Mirama, Senin (14/8)

Surabaya, ITS News — Pusat Kajian Kebijakan Publik bidang Bisnis dan Industri (PKKP-BI) ITS kembali menunjukkan komitmen dalam mengokohkan ekonomi nasional. Kali ini lewat focus group discussion (FGD) di Hotel Mercure Grand Mirama, Senin (14/8). 

Dalam diskusi ini, ITS berkolaborasi dengan empat Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Brawijaya (UB). Melibatkan para praktisi dan akademisi di bidangnya, FGD berfokus pada  langkah nyata dalam penguatan ekonomi nasional sebagai rekomendasi kebijakan publik.

Kepala PKKP-BI ITS Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng menyoroti pentingnya keselarasan antara kekayaan sumber daya alam Indonesia dengan perkembangan teknologi. Hal ini perlu menjadi perhatian agar Indonesia dapat meraih kemandirian ekonomi, energi, dan industri. Menurutnya, perlu ada diskusi untuk menemukan solusi memperkuat ekonomi nasional. “Agar Indonesia dapat tampil sebagai kekuatan ekonomi dunia yang berkelanjutan,” tuturnya.

Kepala PKKP-BI ITS, Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng memberikan sambutan di acara FGD Nasional 5 PTN, Senin (14/8)

Menanggapi hal tersebut, Ketua Bidang Kajian Industri Pertahanan Dr Fajar Harry Sampurno Kuffal MBA mengungkapkan bahwa terdapat dua tren yang terjadi dalam perekonomian dunia. Tren pertama adalah perusahaan berbasis teknologi menjadi penguasa global. Kemudian, tren kedua yaitu terjadinya revolusi pengembangan teknologi. 

Lebih lanjut, laki-laki yang disapa Harry ini berkata bahwa revolusi yang mengarah ke industri 5.0 perlu menjadi perhatian Indonesia. Menurutnya, industri di Indonesia dengan pangsa terbesar seperti elektronik dan pembangkitan energi perlu dikencangkan. “Pengindustrian ulang berbasis teknologi dan energi terbarukan adalah solusi agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen dalam 20 tahun mendatang,” tegasnya.

Sejalan dengan pernyataan Harry, Deputi Manajer Energi Alternatif PLN, Dewanto menjelaskan upaya yang telah dilakukan PLN menuju ketahanan dan kemandirian energi. Transisi energi menuju Net Zero Emission 2060 sedang berlangsung, seperti pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Selain itu, perusahaan penyedia energi ini berencana untuk memanfaatkan teknologi panel surya dari manufaktur lokal.

(dari kiri) Moderator FGD, Prof Dr Ir Udisubakti Ciptomulyono MEngSc serta tiga pemantik diskusi, Dr Fajar Harry Sampurno Kuffal MBA, Prof Ir Alva Edy Tontowi MSc PhD IPU ASEAN Eng, dan Dewanto

Penguatan ekonomi, industri, dan energi seperti yang dinyatakan kedua pemantik sebelumnya tentu memerlukan usaha yang tidak sedikit. Guru Besar UGM, Prof Ir Alva Edy Tontowi MSc PhD IPU ASEAN Eng berpendapat bahwa riset dasar hingga terapan serta sumber daya manusia mempunyai andil besar dalam kemandirian bangsa. “Dalam hal ini, kuantitas ilmuwan dan insinyur perlu ditingkatkan,” ujarnya.

Mengenai peningkatan ilmuwan dan insinyur Indonesia, Dosen Fakultas Teknik UGM ini menganjurkan fleksibilitas perkuliahan guna memperbanyak inovasi. Menurutnya, perguruan tinggi Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) seperti ITS menjadi tumpuan geliat riset dan inovasi. “Inovasi dapat memberikan proteksi afirmatif terhadap pasar dalam negeri,” jelas Alva.

 Ia melanjutkan, salah satu strategi guna mewujudkan hal tersebut adalah sinergi multi-heliks antara akademik, pemerintah, industri, dan pasar. Menurutnya, akar kemajuan ekonomi bersumber pada pendidikan. Jika pendidikan SDM berkualitas, akan semakin banyak inovasi yang berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan hal tersebut, regulasi pemerintah perlu diperjelas sebagai komitmen untuk mendukung dan melindungi produk inovasi.  

Selain FGD, terdapat dua mata acara lain pada awal acara. Pertama adalah BUMDes Award, apresiasi PPKP-BI ITS kepada BUMDes yang konsisten dalam membangun digitalisasi bisnis desa. Acara berlanjut dengan peluncuran bidang keahlian baru di Program Magister Sistem Inovasi Sistem dan Teknologi (MIST), yakni Inovasi Layanan dan Kebijakan Publik, yang akan mulai berjalan pada September 2023. (*)

 

Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika

Berita Terkait