Kampus ITS, ITS News—Melalui program Kampus Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas yang diselenggarakan oleh Jasa Raharja dan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) siap mengambil peran sebagai pionir dalam keselamatan berlalu lintas. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 250 mahasiswa ini digelar langsung di Gedung Pusat Riset ITS, Kamis (31/8).
Dalam program ini, ITS terpilih menjadi perguruan tinggi pertama di Jawa Timur (Jatim) sebagai kampus pelopor keselamatan berlalu lintas. Sebelumnya, program kolaborasi dari Jasa Raharja dan Korlantas Polri ini telah mengunjungi beberapa perguruan tinggi di wilayah Bali, Kota Balikpapan, dan Kota Samarinda. Program kunjungan ini bertujuan untuk menyosialisasikan kepada mahasiswa agar selalu tertib dan mengutamakan keselamatan saat berlalu lintas.
Wakil Rektor I ITS Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT dalam sambutannya menyampaikan bahwa etika tertib dan patuh pada peraturan sudah seharusnya ditumbuhkan sejak dini. Ia pun sangat mendukung adanya program kampanye keselamatan berlalu lintas ini di ITS agar nantinya mahasiswa dapat membudayakan etika berkendara yang baik. “Setelah ini, kita akan terus menyosialisasikan kampanye tertib berlalu lintas kepada seluruh mahasiswa ITS,” tegasnya.
Sebagai bentuk tindak lanjut, Adi menyebutkan bahwa ITS akan membuat tolok ukur. Seperti halnya, angka kecelakaan yang ada di ITS untuk menunjang kebutuhan dalam berlalu lintas di lingkungan ITS. “Tolok ukur itu akan kami jadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki keselamatan berlalu lintas di ITS,” jelas alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Direktur Keamanan & Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Ery Nursatari turut memberikan pesan kepada mahasiswa ITS untuk selalu menggelorakan kampanye terkait keselamatan berlalu lintas. Dirinya pun mengingatkan agar sebagai pengendara untuk tidak mencelakakan orang lain yang tidak bersalah karena ketidakpatuhannya pada aturan lalu lintas. “Perbuatan ugal-ugalan di jalan atau parkir yang tidak di tempat semestinya dapat mengganggu keselamatan pengendara lainnya,” terangnya.
Sejalan dengan itu, Kepala PT Jasa Raharja Cabang Utama Jatim Tamrin Silalahi ST MSi AAAI-K menyatakan bahwa rata-rata korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur ialah 14 sampai 15 orang per hari. Kemudian, 30 persen korban dari kecelakaan lalu lintas merupakan pelajar dan mahasiswa. Tentu angka tersebut merupakan angka yang luar biasa. Maka dari itu, perlu adanya tindakan pencegahan untuk meminimalkan tingkat probabilitas dan fatalitas terjadinya kecelakaan.
Sebagai upaya dalam menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, Jasa Raharja Jatim telah melakukan tindakan preventif. Antara lain seperti mengadakan forum keselamatan lalu lintas dan mengirimkan pesan singkat mengenai tempat rawan kecelakaan. Termasuk kegiatan yang telah berlangsung ini dalam hal sosialisasi mengenai keselamatan berlalu lintas ke sekolah dan perguruan tinggi. “Dengan kegiatan ini, harapannya dapat menambah wawasan dan menjadikan mahasiswa sebagai pelopor keselamatan berlalu lintas,” ucap Tamrin.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga mengadakan sosialisasi safety riding dan pertolongan pertama saat kecelakaan lalu lintas oleh jajaran Polri, Kepolisian Daerah (Polda) Jatim, dan Jasa Raharja. Kemudian, terdapat perlombaan dan presentasi dari kelompok mahasiswa ITS yang bertemakan Mabuk saat Mengemudi, Batas Kecepatan, dan Kelebihan Muatan. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Astri Nawwar Kusumaningtyas
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan