Ponorogo, ITS News — Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, merupakan desa yang terkenal kaya akan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Memperluas pangsa pasar desa tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menstimulasi pemasaran digital melalui Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PM).
Salah satu anggota KKN-PM Finda Setyacahyani Putri menuturkan bahwasanya UMKM Desa Paringan memang sudah berkembang sedari dulu. Sayangnya, pemasaran mereka masih menggunakan metode mulut ke mulut. Padahal, UMKM yang didominasi oleh bisnis olahan singkong ini sudah sangat serius menjaga kualitas produknya, termasuk mengurus sertifikasi. “Mereka sudah memiliki sertifikasi halal hingga sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga,” tambah Finda.
Melihat potensi tersebut, lanjut Finda, UMKM Desa Paringan dapat berkembang pesat apabila juga memanfaatkan teknologi digital. Mengikuti pertumbuhan konsumen, digitalisasi dapat memperluas pagsa pasar mereka, tak hanya bersifat lokal, tetapi juga dikenal di seluruh Indonesia. Berdasarkan cita-cita tersebut, tim KKN-PM ITS mengadakan empat pelatihan yang mampu meningkatkan pemahaman pelaku UMKM Desa Paringan mengenai digitalisasi pemasaran.
Pelatihan yang diinisiasi oleh 27 mahasiswa dari Forum Daerah (Forda) Wengker Ponorogo dimulai dengan penyuluhan mengenai branding desa dan produk unggulan. Mahasiswa Departemen Teknik Kimia tersebut melantaskan bahwa pelatihan pertama ini bertujuan untuk membuka mata pelaku UMKM Desa Paringan akan pentingnya branding serta digitalisasi pemasaran. “Supaya pelaku UMKM lebih semangat menjalankan pelatihan setelah tahu dampak branding digital,” sahut Firda.
Pada tahap kedua, tim KKN-PM ITS yang dibimbing langsung oleh Dosen Departemen Teknik Mesin Industri Mashuri SSi MT ini melakukan pelatihan mengenai aplikasi editing dan media sosial. Tak hanya sebagai sarana penjualan daring, media sosial juga memegang peran untuk menaikkan atensi konsumen kepada produk UMKM.
Selain menekankan pada branding dan digitalisasi pemasaran, tim KKN-PM ITS juga mengadakan seminar modernisasi kemasan. Pasalnya, Firda melihat masih banyak produk yang dikemas menggunakan kemasan sederhana, seperti bungkus plastik atau kotak kertas biasa. “Padahal, kemasan juga merupakan aspek penting dalam pemasaran,” jelas alumnus SMAN 1 Ponorogo tersebut.
Terakhir, pelaku UMKM Desa Paringan yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga ini juga difasilitasi seminar mengenai digitalisasi branding. Pada tahap ini, para pelaku UMKM diberikan pelatihan untuk dapat membuat akun Shopee dan Gojek sebagai wahana penjualan. Tak hanya itu, tim KKN-PM ITS juga membantu menambahkan lokasi bisnis mereka di Google Maps. “Sebagai sentuhan akhir, kami mengakomodasi proses branding ulang logo beberapa UMKM,” timpal Finda.
Di luar pelatihan serta seminar yang dilaksanakan, tim KKN-PM Wengker juga membantu UMKM Desa Paringan untuk membuat situs web, Youtube, serta media sosial. Situs web tersebut memungkinkan pelaku UMKM untuk jual beli secara daring. Media sosial, rencananya akan berisi foto-foto produk yang dijual. “Sementara YouTube akan berisi video yang telah tim kami buat mengenai profil UMKM Desa Paringan,” urainya.
Kegiatan yang dilaksanakan selama sebulan dan berakhir 5 Agustus lalu ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Banyak pelaku UMKM yang tertarik untuk belajar digitalisasi tersebut guna mengembangkan usaha mereka. “Semoga KKN PM Wengker berguna bagi UMKM Desa Paringan, sehingga memperluas pasar hingga ke seluruh Indonesia,” tandas Finda penuh harap. (*)
Reporter: Mohammad Febryan Khamim
Redaktur: Difa Khoirunisa
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan