Kampus ITS, ITS News – Memperoleh nutrisi dan gizi yang mencukupi demi adalah hak setiap anak. Tidak terkecuali bagi anak-anak yatim piatu yang mengalami kesulitan dalam menjaga ketahanan pangan mereka. Berkaca dari latar belakang tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengupayakan pemberdayaan pangan Panti Asuhan Yatim Aisyiyah di Desa Sawaluh, Sidoarjo.
Ketua kelompok KKN-PM ITS, Adhelia Benny Nugraha menjelaskan, pelaksanaan KKN-PM meninjau profil Panti Asuhan Yatim Aisyiyah yang harus membantu menghidupi dan memberikan makan kepada lebih dari 30 anak. Jumlah signifikan ini tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi panti asuhan tersebut. Tidak hanya itu, tim KKN-PM ITS melihat kurangnya kualitas makanan yang bergizi, khususnya makanan berjenis sayur mayur.
Beranjak dari permasalahan tersebut, tim KKN-PM ITS bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas makanan yang diberikan di panti asuhan tersebut dengan dengan pemberdayaan tanaman hidroponik. Secara singkat, hidroponik adalah sebuah cara untuk membudidayakan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan air. “Metode hidroponik memiliki beberapa keuntungan,” papar Abe, sapaan akrabnya.
Dibandingkan dengan metode konvensional, salah satu keunggulan metode hidroponik adalah penggunaan lahan yang minimal. Selain itu, tanaman hidroponik memerlukan air yang lebih sedikit dan perawatan yang mudah. Melalui metode tersebut, tim KKN-PM ITS berhasil membuat tiga lokasi penanaman tanaman hidroponik yang dapat menampung 120 tanaman secara total.
Abe berkata, apabila kegiatan penanaman hidroponik berhasil, setidaknya tiga kilogram sayur-mayur akan dihasilkan dalam setiap kali panen. Adapun beberapa sayuran yang dikembangkan oleh tim KKN-PM ITS ini berupa kangkung, cabai, sawi, dan bayam. “Hidroponik dapat digunakan untuk bercocok tanam yang bervariasi,” tambah mahasiswa Departemen Fisika itu.
Selain permasalahan ketahanan pangan, tim KKN-PM ITS melihat kurangnya sarana dan prasarana dalam pengolahan limbah sisa makanan di panti asuhan. Dalam hal ini, Panti Asuhan Yatim Aisyiyah menghasilkan limbah sisa makanan dengan berat mencapai 0,7 kg per hari. Menurut Abe, limbah ini dapat digunakan kembali dan diolah menjadi pupuk organik cair (POC) sehingga memberi manfaat yang lebih banyak.
Perempuan asal Madiun tersebut menambahkan, limbah sisa makanan tersebut diolah dengan cara memasukkan limbah ke sebuah wadah tertutup seperti sebuah bak dan membiarkannya berfermentasi. Dengan larutan Effective Microorganism 4 (EM4) yang membantu fermentasi zat-zat organik dalam sisa makanan, POC dapat dihasilkan dalam waktu tujuh sampai 14 hari. Setelah selesai, POC akan dilarutkan menggunakan air dengan perbandingan 1:10.
Abe menuturkan, POC dapat berfungsi sebagai pupuk untuk membantu adidaya tanaman hidroponik. Selain itu, POC memiliki nilai jual ekonomis yang menambah nilai guna. Dengan demikian, proses pengolahan POC digunakan untuk memastikan bahwa limbah sisa makanan tidak dibuang begitu saja, melainkan diproses terlebih dahulu untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Berlangsung selama lima bulan sejak April silam, Abe menyatakan bahwa tim KKN-PM ITS antusias dengan pengerjaan KKN-PM ini. Animo dari rekan-rekan dan warga Panti Asuhan Yatim Aisyiyah membuat program ini berjalan lancar dan berharap agar program dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. “Walaupun ada masalah-masalah kecil, saya merasa sangat senang untuk dapat bekerja bersama mereka,” pungkasnya. (*)
Reporter: Kevin Bahari Pratama
Redaktur: Yanwa Evia Java
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan