Kampus ITS, ITS News — Kiprah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di bidang penelitian kian menggaung melalui gelaran Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) 2023. Menjadi tuan rumah, ITS menggelar Monitoring dan Evaluasi (monev) Laporan Kemajuan program tersebut di Auditorium Gedung Research Center ITS, Kamis (7/9).
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany ST PhD mengungkapkan bahwa RKI merupakan riset kolaborasi antara Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Dalam monev kali ini, Taufany menuturkan bahwa setiap tim riset melakukan evaluasi kemajuan luaran riset yang telah dilakukan selama enam bulan terakhir. “Setiap tim setidaknya telah menyiapkan manuskrip yang siap dikirim ke jurnal internasional,” tutur Taufany.
Ia melanjutkan, sebanyak 279 peneliti yang berpartisipasi dalam RKI 2023 terbagi ke dalam tiga skema kolaborasi. Pertama, terdapat skema A yang menaungi riset kolaborasi antar PTN-BH. Berikutnya, skema B merupakan riset kolaborasi antara PTN-BH dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Terakhir, skema C menjadi ranah kolaborasi bagi PTN-BH dengan institusi luar negeri. “ITS berfokus pada skema A dengan total 17 peneliti yang menerima pendanaan riset,” ujar Taufany.
Dosen departemen Teknik Kimia ini menjelaskan bahwa terjadi peningkatan judul RKI yang didanai, yaitu sebanyak 162 judul dari 141 judul di tahun sebelumnya. Pada perhelatan tahunan tersebut, ITS menjadi ketua konsorsium pada tujuh judul riset dan sepuluh judul sebagai mitra PTN-BH lain. Adapun di antara 13 kelompok bidang, ITS menitikberatkan pada empat bidang. “Energi, teknologi pangan, kesehatan, dan agro maritim adalah bidang-bidang yang saat ini dikuatkan ITS,” jelasnya.
Dimulai pada Maret lalu, RKI 2023 yang telah memasuki tahap evaluasi laporan kemajuan ini selanjutnya akan menuju proses fiksasi laporan akhir pada Desember mendatang. Taufany berharap proses tim riset yang melibatkan 21 PTN-BH ini bisa berjalan lancar sesuai waktu perencanaan.
Melalui RKI 2023 ini, Taufany optimis ITS dapat menghasilkan publikasi dengan peringkat Q1 atau Q2 yang terindeks Scopus. Beriringan dengan hal tersebut, ia berharap ITS dan PTN-BH lainnya dapat merealisasikan riset unggulan mereka demi keberlanjutan institusi pendidikan. “Supaya terbentuk teaching factory yang menyokong keberlangsungan program PTN-BH,” pungkasnya penuh harap. (*)
Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Difa Khoirunisa
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang