Kampus ITS, ITS News — Ketidakefektifan pengecekan kualitas air secara manual oleh petambak dapat mengakibatkan ketidakoptimalan budidaya ikan. Dalam kasus tertentu, hal ini dapat menyebabkan kematian pada ikan. Melihat itu, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas Smart and Integrated Water Quality Monitoring System (WQMS) untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Delta Mina Sejahtera Kedungpeluk.
Ketua tim KKN Abmas, Enny SST MT MSc menyampaikan, Water Quality Monitoring System (WQMS) merupakan sebuah metode untuk mendeteksi kualitas air secara kontinu tanpa dilakukan pengambilan sampel secara manual. “Metode ini diintegrasikan menjadi alat peninjau lebar tambak untuk BUMDes setempat,” tambahnya.
Alat yang juga disebut sebagai Boat WQMS ini dirancang dengan empat sensor yang tahan air. Sensor tersebut terdiri dari sensor DS18B20 untuk mengecek suhu air, sensor Total Dissolved Solid (TDS) untuk menghitung kadar garam air, sensor Potential of Hydrogen (pH) untuk menghitung tingkat keasaman air, serta sensor Dissolved Oxygen (DO) untuk mengetahui tingkat oksigen yang ada di air.
Selanjutnya, Enny menyebutkan bahwa Boat WQMS juga terintegrasi dengan penerapan Internet Of Things (IoT), yakni website. Ide ini diciptakan guna mendata kandungan yang ada pada air tambak secara real time, sehingga para petambak bisa mendapatkan informasi air tambak dengan mudah.
Lebih dari itu, alat yang digagas sejak Juli 2023 ini juga dilengkapi dengan remot pengendali boat yang berguna untuk memaksimalkan pemantauan kandungan air tambak. Dengan remot tersebut, pengecekan kadar air dapat dilakukan secara merata dan maksimal di berbagai penjuru tambak. “Apabila tercatat kandungan parameter yang tidak sesuai, para petambak dapat segera melakukan tindakan penyelesaian,” beber dosen kelahiran Gresik ini.
Agar penggunaan Boat WQMS lebih maksimal, tim KKN Abmas juga melakukan sosialisasi kepada petambak setempat. Sosialisasi diagendakan sejak awal Agustus dan hibah alat dilakukan pada Sabtu (19/8) lalu. “Selanjutnya, dilakukan pemantauan penggunaan alat selama satu minggu untuk membantu petambak yang kesusahan dalam mengoperasikannya,” ujarnya.
Tercetusnya inovasi gemilang tersebut tak lepas dari bantuan tujuh dosen lain dan tujuh mahasiswa Departemen Teknik Elektro Otomasi ITS. Berkat Boat WQMS ini, petambak dapat meminimalisir permasalahan yang kerap mereka alami. Ke depan, Enny berharap alat ini dapat segera mendapatkan hak cipta. “Kami juga berharap dapat melanjutkan kerja sama dengan BUMDes Delta Mina Sejahtera. (*)
Reporter: Nabila Hisanah Yusri
Redaktur: Erchi Adha Loyensya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi