ITS News

Kamis, 28 November 2024
16 September 2023, 21:09

Kupas Tuntas Kiat Meniti Bisnis Ala Raymond Chin

Oleh : itsbar | | Source : ITS Online

(kanan) Raymond Chin, CEO Ternak Uang pada kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Departemen Manajemen Bisnis ITS

Kampus ITS, ITS News — Memiliki bisnis dengan omzet jutaan dan pangsa pasar yang melejit mungkin menjadi mimpi bagi banyak orang. Padahal, meniti bisnis tidak semudah membalik telapak tangan. Menjawab masalah tersebut, Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar kuliah tamu bertajuk How to Start a Business pada 1 September lalu.

Narasumber pada kegiatan tersebut, Chief Executive Officer (CEO) Ternak Uang, Raymond Chin mengungkapkan bahwa ide dan perencanaan menjadi rahasia keberhasilan dari sebuah bisnis. Kedua aspek yang ia sebut sebagai formula bisnis tersebut menjadi kunci yang mengantarkan sebuah bisnis kepada keberhasilan. “Ada tujuh langkah yang selalu saya terapkan ketika meniti sebuah bisnis,” terangnya.

Langkah pertama adalah seorang pebisnis harus mengenali diri sendiri. Lelaki kelahiran Yogyakarta ini mengungkapkan, sebelum merancang strategi dan formula bisnis lebih jauh, mengenali potensi dan berbagai aspek mengenai diri sendiri adalah prioritas utama. “Hal ini dapat dilakukan dengan metode Personal Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT),” ungkap Raymond.

Raymond Chin saat tengah membagikan kiat meniti bisnis kepada mahasiswa Departemen Manajemen Bisnis ITS

Raymond menerangkan, metode Personal SWOT merupakan metode yang dilakukan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki seorang pebisnis. Ia pun menambahkan, selain dapat mengenal keadaan internal, pebisnis juga dapat mempelajari lingkungan eksternalnya. “Dengan begitu, rencana dan tujuan bisnis dapat lebih mudah tercapai,” jelas alumnus Binus University ini.

Usai mengenali diri sendiri, langkah selanjutnya adalah menentukan ide bisnis yang bagus dan menarik. Raymond menggarisbawahi bahwa ide bisnis tidak selamanya harus nyentrik atau unik, tetapi harus menjawab kebutuhan pembeli. Baginya, memenuhi kebutuhan konsumen lebih penting dibandingkan menjadi viral.

Lebih lanjut, laki-laki berusia 28 tahun itu mengenalkan dua teori yang ia lakukan untuk menemukan ide bisnis. Kedua teori tersebut ialah Low Hanging Fruit Theory dan Market Gap Theory. Low Hanging Fruit Theory merupakan teori yang berfokus pada efisiensi produk yang akan dibuat, sedangkan Market Gap Theory lebih memprioritaskan produk sebagai inovasi dari suatu permasalahan bisnis. 

Segenap mahasiswa Departemen Manajamen Bisnis dan Raymond Chin saat sesi foto bersama pada kuliah tamu bertajuk How to Start a Business

Ketika ide bisnis sudah berada di genggaman, maka langkah selanjutnya adalah melakukan riset pasar. Lelaki berkacamata itu menjelaskan, riset pasar berperan untuk membantu pengembangan bisnis agar mempunyai daya saing yang tinggi. Oleh karena itu, seorang pebisnis perlu memahami pelanggan dan menentukan target pasar beserta segmentasinya. “Riset mengenai kompetitor juga tak kalah penting,” tambahnya.

Apabila ide bisnis, segmentasi pasar, dan berbagai riset sudah terpenuhi, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menarik hati konsumen melalui Unique Selling Point (USP). USP atau keunggulan produk biasanya diwujudkan dengan menonjolkan tiga hal, yakni fungsi produk, nilai ekonomis produk, dan kemampuan produk menarik sisi emosional konsumen. “USP harus bisa kompetitif agar menaikkan daya saing produk,” tambah lelaki kelahiran 7 September itu.

Dua langkah yang tak kalah penting selanjutnya adalah merancang strategi pemasaran dan operasional bisnis yang terorganisasi. Raymond menjabarkan, pebisnis perlu menentukan bentuk penjualan dan pemasaran untuk produk, begitu juga dengan mediumnya. “Hingga saat ini, pemanfaatan media sosial seperti Instagram dan TikTok terbukti memengaruhi penjualan,” imbuhnya.

Langkah terakhir, Raymond menyatakan bahwa evaluasi adalah langkah pamungkas yang akan menjadi penentu keberhasilan dari sebuah bisnis. Dengan melakukan evaluasi, pebisnis dapat mengetahui efektivitas dari strategi dan rancangan yang telah dibuat terhadap progresivitas bisnisnya. “Praktik adalah kunci, inilah yang menjadi prinsip saya berbisnis selama ini,” pungkasnya.(*)


Reporter: Hibar Buana Puspa

Redaktur: Nurul Lathifah

 

Berita Terkait