Kampus ITS, ITS News – Sulitnya akses menuju lahan dan lamanya waktu dalam menanam jagung seringkali menjadi kendala bagi para petani. Menyoroti hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pengabdian Masyarakat (Abmas) merancang mesin dual fungsi untuk meningkatkan efisiensi dalam proses penanaman jagung.
Ketua pelaksana tim Abmas, Retno Asih MSi PhD menyampaikan bahwa kegiatan ini menyasar Kelompok Tani (Poktan) Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMPSDH) di Desa Lembeyan Wetan, Kabupaten Magetan. “Di sana keadaan lahan jagung berada di tengah hutan, sehingga menjadi kesulitan tersendiri untuk para petani dalam mengelola lahannya,” ungkap Retno.
Dari lokasi lahan pertanian tersebut, ia mengungkapkan bahwa adanya ekstra waktu dan biaya yang harus dialokasikan pada proses penanaman jagung. Selain itu, petani sekitar juga masih menggunakan cara konvensional untuk bercocok tanam. “Kami memberikan solusi mesin dual fungsi yang saling terintegrasi untuk memudahkan pengelolaan lahan jagung,” jelas dosen Departemen Fisika ITS itu.
Menurut Retno mesin ini sangat membantu jalannya proses penanaman jagung karena sesuai dengan kondisi di Desa Lembeyan Wetan. Sempitnya akses lahan yang tidak memungkinkan dilewati traktor membuat mesin ini menjadi alternatif untuk mengoptimalkan proses penanaman jagung. Tak hanya itu, mesin ini pun dapat menyesuaikan jarak benih jagung yang ditanam dengan jarak 20 sentimeter.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa mesin ini memiliki dua komponen yakni mesin penanam benih jagung dan penggembur tanah. Kedua komponen mesin tersebut dapat dilepas pasang sesuai dengan situasi lahan tanah yang ada. “Mesin ini bisa dipasang salah satu komponennya saja atau keduanya sekaligus, melihat kondisi tanah saat itu,” terang doktor lulusan Osaka University tersebut.
Terakhir, program abmas yang diikuti oleh puluhan dosen dan mahasiswa ITS ini dapat menjadi contoh karya nyata untuk masyarakat. Dengan adanya mesin tersebut dapat mendorong petani makin maju. “Semoga proses penanaman jagung menjadi lebih efisien sehingga kedepannya pendapatan para petani dapat meningkat dengan berkurangnya biaya produksi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi