ITS News

Jumat, 15 November 2024
26 September 2023, 16:09

Abmas ITS Rancang Mesin Untuk Efisiensikan Penanaman Jagung

Oleh : itszik | | Source : ITS Online

Tim Abmas ITS bersama Poktan LMPSDH saat melakukan uji coba dan serah terima mesin pada 26 Agustus lalu

Kampus ITS, ITS News Sulitnya akses menuju lahan dan lamanya waktu dalam menanam jagung seringkali menjadi kendala bagi para petani. Menyoroti hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pengabdian Masyarakat (Abmas) merancang mesin dual fungsi untuk meningkatkan efisiensi dalam proses penanaman jagung.

Ketua pelaksana tim Abmas, Retno Asih MSi PhD menyampaikan bahwa kegiatan ini menyasar Kelompok Tani (Poktan) Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMPSDH) di Desa Lembeyan Wetan, Kabupaten Magetan. “Di sana keadaan lahan jagung berada di tengah hutan, sehingga menjadi kesulitan tersendiri untuk para petani dalam mengelola lahannya,” ungkap Retno.

Dari lokasi lahan pertanian tersebut, ia mengungkapkan bahwa adanya ekstra waktu dan biaya yang harus dialokasikan pada proses penanaman jagung. Selain itu, petani sekitar juga masih menggunakan cara konvensional untuk bercocok tanam. “Kami memberikan solusi mesin dual fungsi yang saling terintegrasi untuk memudahkan pengelolaan lahan jagung,” jelas dosen Departemen Fisika ITS itu.

Tampilan desain mesin terintergrasi dual fungsi untuk menanam benih jagung dan menggembur tanah

Menurut Retno mesin ini sangat membantu jalannya proses penanaman jagung karena sesuai dengan kondisi di Desa Lembeyan Wetan. Sempitnya akses lahan yang tidak memungkinkan dilewati traktor membuat mesin ini menjadi alternatif untuk mengoptimalkan proses penanaman jagung. Tak hanya itu, mesin ini pun dapat menyesuaikan jarak benih jagung yang ditanam dengan jarak 20 sentimeter. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa mesin ini memiliki dua komponen yakni mesin penanam benih jagung dan penggembur tanah. Kedua komponen mesin tersebut dapat dilepas pasang sesuai dengan situasi lahan tanah yang ada. “Mesin ini bisa dipasang salah satu komponennya saja atau keduanya sekaligus, melihat kondisi tanah saat itu,” terang doktor lulusan Osaka University tersebut.

Salah satu petani dari Poktan LMPSDH Wonodadi saat mencoba mesin penggembur tanah

Terakhir, program abmas yang diikuti oleh puluhan dosen dan mahasiswa ITS ini dapat menjadi contoh karya nyata untuk masyarakat. Dengan adanya mesin tersebut dapat mendorong petani makin maju. “Semoga proses penanaman jagung menjadi lebih efisien sehingga kedepannya pendapatan para petani dapat meningkat dengan berkurangnya biaya produksi,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Rayinda Santriana U S

Berita Terkait