ITS News

Jumat, 27 September 2024
26 September 2023, 16:09

Kolaborasi Lima Negara, ITS Langsungkan Hybrid Asia Exploration

Oleh : itssal | | Source : ITS Online

Segenap peserta Hybrid Asia Exploration (HAx) saat mengunjungi Balai Pemuda Surabaya dalam kegiatan secara on-site

Kampus ITS, ITS News — Asia menjadi kawasan multikultural yang penuh dengan sejarah peradaban. Menjadikan perbedaan budaya tersebut sebagai pendorong kemajuan bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Global Engagement (GE) undang lima negara di Asia pada  Hybrid Asia Exploration (HAx).   

Koordinator HAx, Cahyani Satiya Pratiwi mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai sarana pertukaran wawasan teknologi dengan pendekatan multikultural. Diikuti oleh mahasiswa dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Vietnam, dan Thailand, HAx fokus membahas inovasi teknologi yang diterapkan oleh masing-masing negara. “Dengan bahasan yang luas, HAx terbuka bagi mahasiswa dari berbagai multidisiplin ilmu,” imbuh perempuan yang akrab disapa Cahyani tersebut.

Lebih lanjut, Cahyani menuturkan bahwa HAx adalah kolaborasi ITS dengan lima perguruan tinggi, yakni Shibaura Institute of Technology (SIT), Universiti Malaysia Perlis (UniMAP), Cebu Technological University (CTU), University Malaysia Terengganu (UMT), dan King Mongkut’s University of Technology (KMUTT). Setiap perguruan tinggi membahas perspektif akan kemajuan teknologi yang lekat di negaranya, mulai dari evolusi robot, urban farming, hingga teknologi energi dan rekayasa.

Salah satu tim dalam Hybrid Asia Exploration (HAx) mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok

Tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, program yang dapat dikonversi oleh mahasiswa menjadi dua sistem kredit semester (SKS) ini juga berfokus pada aspek budaya. Cahyani berujar, HAx mengulas sejarah dan perkembangan budaya di negara-negara Asia untuk mempelajari pola perkembangan ilmu pengetahuan. “Peserta pun bisa saling menghormati dan memperhatikan aspek sosial dalam mengembangkan teknologi,” ujar perempuan berkacamata ini.

Dimulai sejak 16 Juni hingga 21 September 2023, HAx pertama kali dilaksanakan secara hybrid setelah dua tahun digelar secara virtual. Cahyani membeberkan bahwa kegiatan secara luring diadakan pada 15-22 September di Indonesia dengan ITS selaku tuan rumah. “Bahan diskusi yang sudah dilakukan sebelumnya dapat diimplementasikan di wilayah Surabaya,” ungkap Manager Erasmus, konsorsium, dan kerjasama internasional ITS GE ini.

Dalam kegiatan luring, mahasiswa diajak melihat pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi di kampung unggulan Surabaya. Pertama, peserta mengunjungi Kampung Genteng yang digagas menjadi penghasil tumbuhan herbal, seperti kunyit, belimbing wuluh, dan jahe. Ada pula Kampung Tempe yang menjadi pemasok tempe bagi pasar dan industri makanan di Surabaya. Tak hanya itu, peserta juga diajak untuk melihat kegiatan urban farming binaan ITS.

Telah berjalan sejak 2021, Cahyani berharap HAx dapat terus berlanjut dengan tuan rumah yang bergilir. Dengan demikian, peserta dapat merumuskan langsung potensi perkembangan teknologi dari permasalahan sosial di negara-negara Asia. “Supaya kita (perguruan tinggi yang berkolaborasi, red) bisa maju bersama,” ucapnya mengakhiri. (*)

 

Reporter: Aghnia Tias Salsabila
Redaktur: Difa Khoirunisa

Berita Terkait