Kampus ITS, ITS News – Menjadi salah satu negara dengan kawula muslim terbesar di dunia Indonesia memiliki pasar dan potensi bisnis yang besar pada sektor peralatan ibadah muslim. Melihat kesempatan itu, Tim Sajadatina Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan Pasujudan, sajadah travel nan elegan dan praktis bagi umat muslim.
Ketua Tim Sajadatina, Naufan Noordyanto SSn MSn menjelaskan bahwa ide bisnis ini lahir lantaran maraknya produksi sajadah travel yang bersifat ringan dan lebih praktis. Terlebih di saat pandemi Covid-19, banyak masyarakat lebih memilih membawa sajadah pribadi, alih-alih menggunakan sajadah yang ada di masjid untuk menghindari risiko penyebaran virus.
Lebih lanjut, Pasujudan sendiri merupakan merek yang lahir dari kata Pa-sujud-an yang merupakan serapan dari bahasa Jawa dan Arab. Pemberian nama ini terinspirasi dari sebutan tapak tilas wali penyebar agama Islam di Indonesia yang bernilai historis, seperti Pasujudan Sunan Bonang di Tuban, dan sebagainya. “Pemilihan nama merek ini bertujuan untuk mengisyaratkan bahwa produk ini merupakan karya asli dari Indonesia,” ucapnya.
Berbekal visualisasi yang unik dan menarik, setiap corak dan warna yang digambarkan di Pasujudan merefleksikan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Visualisasi tersebut diharapkan dapat merangsang orang-orang untuk lebih rajin beribadah. Selain itu, sajadah ini juga dirancang menggunakan bahan serat sintetis dengan tenunan bersilang bertaut, dimana relatif tebal menyerupai kanvas namun lebih luwes dan tidak berserabut.
Unggul pada elemen visualnya, terutama pada corak dan warna yang unik, menjadi identitas dan nilai jual unik tersendiri bagi Pasujudan. Lantaran setelah diteliti oleh Tim Sajadatina, corak dan warna yang menarik dapat mempengaruhi pemilihan konsumen pada sajadah. “Rancang corak yang ada di Pasujudan merupakan strategi kami untuk memenuhi kebutuhan artistik dan emosional konsumen,” ujar Naufan.
Selama pengembangan produk, Naufan menyampaikan bahwa tantangan terbesarnya terletak pada proses uji coba. Di mana Tim Sajadatina melakukan mix and match antara bahan yang layak serta cocok untuk pengguna selama bepergian. “Di samping proses uji coba, kami kesulitan juga untuk mencari tempat percetakan yang berkualitas untuk produk akhir,” ujarnya dosen Departemen Desain Komunikasi Visual ITS ini.
Dengan hadirnya Pasujudan, lelaki asal Bangkalan tersebut berharap produk ini dapat diproduksi secara massal agar dapat dikelola menjadi bisnis yang halal dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Ia juga berterima kasih kepada seluruh tim Sajadatina atas kerja kerasnya hingga produk akhirnya dapat dipasarkan. (*)
Reporter: Bima Surya Samudra
Redaktur: Irwan Fitranto
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan