Probolinggo, ITS News – Guna memaksimalkan potensi pariwisata, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Desa Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo. Diskusi ini berfokus pada arahan pengembangan dan aspirasi masyarakat desa terhadap pariwisata, Minggu (1/10).
Ketua KKN Abmas ITS, Anoraga Jatayu ST MSi menyampaikan bahwa kawasan pesisir di Desa Gili Ketapang memiliki potensi besar untuk menjadi kawasan wisata. Sayangnya, potensi tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh penduduk setempat. “Oleh sebab itu, dilakukan diskusi yang membahas perencanaan pengembangan pariwisata berbasis ketahanan iklim adaptif,” ucap pria yang kerap disapa Aga itu.
Lebih lanjut, konsep pengembangan pariwisata tersebut dipilih berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Penemuan berbagai ancaman perubahan iklim seperti abrasi pada pesisir pantai serta perubahan pola cuaca, gelombang, dan ombak harus segera ditanggulangi. Solusi yang ditawarkan adalah pembangunan pemecah ombak di sepanjang pesisir dan pengelolaan rutin pada tempat wisata.
Permasalahan lain yang ditemukan adalah wisatawan yang hanya terpusat pada kawasan pantai. Padahal, terdapat beberapa objek wisata lain yang menarik untuk dijelajahi. Hal ini disebabkan oleh akses yang sulit dan terbatasnya informasi. Oleh karena itu, tim KKN Abmas ITS memasang papan tanda pada lima titik tempat wisata. “Tujuannya agar wisatawan mengetahui semua objek wisata yang ada sehingga dapat mengeksplorasi lebih jauh,” tuturnya.
Dalam diskusi ini, segenap masyarakat Desa Gili Ketapang dilibatkan. Antara lain nelayan, pelaku usaha pariwisata, dan pengurus desa. Kehadiran mereka bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi arahan perencanaan pengembangan yang diusulkan. Selain itu, edukasi juga diberikan kepada masyarakat agar permasalahan yang disebutkan sebelumnya tidak terjadi kembali.
Usai FGD dilakukan, tim KKN Abmas ITS dan warga desa memasang dan meresmikan papan tanda utama yang berisi denah di Pantai Pasir Putih. Selain itu, dipasang pula lima papan berisi informasi objek wisata yang tersebar di Pantai Goa Kucing, Keramba Jaring Apung, Kawasan Snorkeling, Water Sport, dan Pantai Pasir Putih.
Terakhir, Kepala Desa Gili Ketapang, Abdul Munir mengungkapkan, papan tanda ini dapat menjadi wadah informasi tempat wisata di Desa Gili Ketapang. Ia juga berharap tempat wisata di daerahnya tidak hanya terpusat di pantai saja, namun juga menyebar ke kawasan potensial lainnya. “Harapannya arahan pengembangan ini dapat beriringan dengan kesadaran masyarakat atas kebersihan dan pengelolaan sampah,” tutup Abdul. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi