Kampus ITS, ITS News — Saat ini, ecoprint menjadi produk yang tengah naik daun di industri kerajinan. Beranjak dari hal tersebut, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar pelatihan ecoprint untuk meningkatkan pemberdayaan santri dan masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Lamongan.
Ketua Tim Abmas Dr Ir Setiawan MS mengatakan, pelatihan pembuatan ecoprint ini menyasar sekitar 40 orang masyarakat pesantren yang terdiri dari santri, alumni pesantren, dan guru SMK. Dibimbing 11 mahasiswa Departemen Statistika ITS, pelatihan ini berlangsung sebanyak empat kali dalam sebulan. “Sebelumnya, para mahasiswa telah diberi pembekalan pembuatan ecoprint lebih dulu,” ucap Setiawan.
Dosen Departemen Statistika ITS ini melanjutkan, ponpes dengan lebih dari 400 santri tersebut berada di kawasan pedesaan yang dikelilingi hutan jati dan berbagai tanaman lainnya. Daun jati sendiri merupakan salah satu bahan yang dimanfaatkan untuk membuat ecoprint. “Didukung kondisi alam dan sumber daya manusianya, saya rasa Ponpes Al Hidayah dapat menjadi tempat yang tepat,” tegasnya.
Pembuatan ecoprint sendiri terdiri dari beberapa tahapan, tahap pertama yaitu pembersihan kain yang hendak digunakan atau disebut dengan mordanting. Selanjutnya, menyiapkan zat pewarna dari air rendaman dedaunan yang telah dilarutkan dalam cuka. Setelah kain dan pewarna siap, dedaunan ditempel untuk mencetak berbagai motif pada kain.
Melalui pelatihan tersebut, beber Setiawan, produk ecoprint yang dihasilkan yakni berupa kain dan kerudung. Ia mengungkapkan bahwa pelatihan ini bertujuan memicu masyarakat ponpes agar konsisten memproduksi kerajinan ecoprint secara mandiri. “Kerajinan ecoprint ini akan dijadikan produk jual untuk menambah pendapatan pesantren,” imbuhnya.
Tidak berhenti disitu, Setiawan menyampaikan bahwa Abmas tersebut merupakan upaya ITS mendukung program pemerintah yakni One Pesantren One Product (OPOP). OPOP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis ponpes melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni ponpes. “Kerajinan ini merupakan produk OPOP yang akan dipasarkan dalam waktu dekat,” pungkas Setiawan.
Demi meningkatkan pemasaran kerajinan ecoprint, tim Abmas ini juga melakukan pendampingan dan monitoring pada masyarakat pesantren. Dalam prosesnya, Abmas ini bekerja sama dengan salah satu UMKM sekaligus anggota Asosiasi Ecoprinter Indonesia (AEPI) Jawa Timur, Sinawa Ecoprint. Dengan begitu, kerajinan ecoprint masyarakat Ponpes Al Hidayah Lamongan dapat dipromosikan dan diikutsertakan dalam berbagai ajang pameran.
Dengan menggandeng UMKM, alumnus Institut Pertanian Bogor ini berharap hasil produksi masyarakat ponpes tersebut tidak hanya bersaing di Lamongan saja, melainkan mampu bersaing di skala yang lebih besar. “Melalui produk ini kami berharap OPOP bisa tercapai dan pemberdayaan masyarakat pesantren dapat terus berlanjut,” tutup Setiawan dengan penuh harap. (*)
Reporter: Fathia Rahmanisa
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa menguatkan tekadnya untuk membentuk generasi muda yang prestatif
Kampus ITS, ITS News – Perayaan Natal merupakan momen istimewa bagi umat kristiani yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar pameran karya mahasiswa yang