ITS News

Kamis, 14 November 2024
12 Oktober 2023, 12:10

KKN Abmas ITS Gagas Pembuatan Pakan Ikan Mandiri

Oleh : itsojt | | Source : ITS Onlline
Gambar tim KKN Abmas pembuatan pakan ikan mandiri

Tim KKN Abmas ITS saat melakukan sosialisasi dan pendampingan UMKN serta pemberdayaan masyarakat di Krian, Sidoarjo

Kampus ITS, ITS News — Budidaya ikan telah lama menjadi sektor usaha potensial dengan hasil yang menguntungkan ketika dikelola dengan optimal. Menyokong potensi tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkomitmen untuk mengupayakan pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam pembuatan pakan ikan mandiri. 

Ketua tim KKN Abmas, Dr Afifah Rosyidah MSi mengungkapkan, kegiatan pendampingan ini dilatarbelakangi untuk membina UMKM agar memperoleh pakan ikan yang lebih terjangkau dengan memanfaatkan limbah pertanian. Namun, tak hanya sebatas itu, kegiatan ini juga berupaya memberikan dampak positif guna memaksimalkan potensi UMKM di Krian, Sidoarjo sehingga hasil produksi ikan yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas. 

Dalam penerapannya, tim ini memadukan dedak bekatul, larva lalat, dan bekicot dalam upaya peningkatan mutu pakan ikan yang dibudidayakan. Pemilihan larva lalat dan bekicot didasarkan pada kandungan protein dan nutrisi yang tinggi dalam kedua bahan tersebut. Dengan target secara signifikan mempercepat pertumbuhan ikan dan meningkatkan kekebalan sistem imun ikan tersebut.

Selain itu, dalam komposisi pakan tersebut juga dielaborasikan dengan azolla. Di mana, azolla sendiri disinyalir memiliki kandungan protein nabati kasar yang tinggi yaitu sekitar 23 sampai 30 persen. Serta memiliki kandungan lignin yang rendah sehingga mudah dicerna oleh ternak. “Dengan pendekatan ini, hasil budidaya ikan semakin mendekati standar kualitas yang diinginkan,” ujar Afifah.

Dalam tahap pengolahan pelet ikan ini, dosen Departemen Kimia ini menyebutkan proses dimulai dengan langkah pertama yang melibatkan penghalusan bahan-bahan mentah hingga menjadi tepung yang halus. Kemudian, tepung tersebut diolah dengan menggunakan mesin untuk membentuk pelet ikan. Langkah terakhir dalam proses ini adalah pengeringan pelet sehingga mereka tetap awet dan tahan lama. 

Proses pengecekan hasil pakan ikan mandiri

Pengecekan pakan ikan yang telah melewati proses coating dengan kulit singkong oleh Dr Afifah Rosyidah MSi

Menariknya, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelet ikan yang jauh lebih baik, metode coating pada pelet juga diterapkan. Pelapisan ini dilakukan dengan menggunakan kulit singkong yang sebelumnya telah dihancurkan dan dikeringkan. Dengan hasil dari pelapisan ini adalah agar pelet ikan menjadi lebih lama terhadap proses tenggelam dan penguraian di dasar kolam ternak.

Lewat berbagai proses tersebut, masyarakat tidak hanya dibiarkan pasif, tetapi juga diberikan pelatihan dan pendampingan yang berkaitan dengan pengolahan ikan. Tim ini telah berupaya keras agar masyarakat mampu menjalankan produksi pakan ikan secara berkelanjutan. Dengan berupaya membantu petani tambak untuk pulih dari dampak pandemi yang sebelumnya telah meruntuhkan kehidupan mereka.

Berbekal dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek Dikti), tim yang beranggotakan mahasiswa Departemen Kimia ini juga turut memberikan bantuan lain berupa mesin penepung dan pencetak pelet. Alat tersebut nantinya dapat digunakan untuk menggiling seluruh bahan baku pembuatan pakan ikan. “Nantinya, mereka tidak lagi bergantung pada produksi  industri yang mahal,” tambah Afifah.

Dengan masyarakat yang meresponsnya dengan antusiasme, Afifah dan timnya berharap program ini dapat meningkatkan kualitas hasil panen ternak serta menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. “Dalam tahap selanjutnya, kami menargetkan peternak ikan untuk semakin mandiri dengan alat inovasi lokal dan terus memajukan sektor pertanian perikanan,”, pungkasnya penuh harap. (*)

 

Reporter: ion11/Fathia Rahmanisa Dzakiyyarani
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi

Berita Terkait