Kampus ITS, ITS News — Menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen untuk melahirkan mahasiswa yang memiliki potensi dan kualitas tinggi. Dalam upaya meningkatkan kapabilitas tersebut, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengenalkan mahasiswa ITS pada dunia kerja, salah satu aspeknya adalah pentingnya personal branding.
Dalam rangkaian acara BRI Campus Roadshow, Zakaria Zata Adikusna turut hadir dan memberikan pandangan yang sangat penting mengenai personal branding. Dijelaskannya bahwa hal tersebut merujuk pada sebuah pendekatan individu untuk menonjolkan keahliannya di berbagai bidang. Keahlian ini tentunya dapat mencakup aspek teknis (hard skill) dan kemampuan interpersonal (soft skill).
Dalam konteks teknologi informasi, keterampilan teknis seperti menjadi seorang software engineer, desainer UI/UX, atau programmer, menjadi contoh yang nyata tentang bagaimana membangun personal branding dalam ranah hard skill yang kuat. Alumnus Departemen Teknik Informatika ITS ini juga menyoroti peran penting identitas profesional dalam dunia kerja.
Namun, yang lebih penting dalam dunia kerja adalah kemampuan soft skill, terutama dalam hal sikap dan perilaku. Zakaria menekankan bahwa sikap ini memiliki peran yang sangat vital karena semakin baik sikap dan sifat seseorang, semakin besar dampaknya terhadap hasil pekerjaan yang dihasilkan. “Seseorang yang sudah menguasai bidang tidak akan ada artinya apabila tidak punya sikap yang baik.” ujarnya.
Selaras dengan Zakaria, Abd. Wahid Wijaya MBA turut mengemukakan, seseorang sebaiknya memprioritaskan pembangunan personal branding sehubungan dengan aspek soft skill. “Keunggulan dalam bidang softskill memiliki nilai yang sangat penting, karena bersifat langgeng dan tidak terbatas pada satu ranah spesifik,” ucap pria yang akrab disapa Wahid ini.
Lebih lanjut, Wahid menjelaskan bahwa salah satu kemampuan soft skill yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan beradaptasi. Kemampuan ini sangat krusial karena lingkungan kerja sering kali berubah secara cepat, termasuk dalam situasi yang melibatkan tugas di luar kompetensi utama seseorang. “Dengan beradaptasi, kita akan memiliki ketahanan dalam berbagai situasi,” lanjutnya.
Tak hanya itu, kegiatan yang berlangsung Kamis (19/10) ini juga menargetkan pembangunan citra diri sebagai seseorang yang mampu beradaptasi dengan semua perubahan, seseorang dapat meningkatkan citra di mata atasan dan rekan-rekan kerja. Di mana, kemampuan beradaptasi juga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus di berbagai bidang.
Kepala Divisi Culture Transformation BRI tersebut tidak hanya menggalang citra diri sebagai individu yang mampu beradaptasi, tetapi juga menyarankan untuk berusaha beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. “Salah satu pendekatannya, lakukan segala hal dengan semangat untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi serta kinerja secara keseluruhan,” pungkas Wahid.
Bertempat di Auditorium Tower 2 ITS, kegiatan ini mengharapkan agar mahasiswa ITS tetap mampu bersaing dengan talenta global yang berbakat lainnya. Upaya ini didasari oleh kesadaran akan perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kebutuhan untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja yang terus berubah dan berkembang. (*)
Reporter: Mohammad Febryan Khamim
Redaktur: Fauzan Fakhrizal Azmi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi