ITS News

Jumat, 15 November 2024
20 Oktober 2023, 17:10

Jadi Sorotan di Professor Summit, Rumah Hati Bina Anak Eks Lapas

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Guru Fakultas Besar Psikologi Universitas Surabaya, Prof Yusti Probowati saat memperkenalkan inovasi Rumah Hati pada acara Professor Summit

Kampus ITS, ITS News — Hari kedua Professor Summit 2023 diadakan kembali pada Jumat (20/10) di Gedung Research Center, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Menampilkan karya inovasi profesor seluruh Indonesia, guru besar Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Prof Yusti Probowati, ambil andil dengan menuliskan inovasinya yang diberi nama Rumah Hati.

Mengangkat presentasi inovasi bertajuk Rumah Hati, Rumah bagi Anak Berkonflik dengan Hukum , Yusti menjadi sorotan karena menjadi satu-satunya yang mengangkat isu sosial. Memunyai latar belakang psikologi menjadikannya tergugah membantu anak-anak yang keluar dari lembaga pemasyarakatan (lapas) untuk kembali menata kehidupannya.

Rumah Hati Didirikan pada tahun 2011 oleh Yusti bersama dua rekannya. Rumah sosial yang berlokasi di Jalan Anggrek III, Candimulyo, Jombang ini sampai sekarang sudah membina kurang lebih 80 anak yang keluar lapas dari seluruh Jawa Timur. 

gambar profesor summit prof yusti

Penyampaian materi Rumah Hati oleh guru besar Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Rumah Hati bekerja sama dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) untuk mendapatkan anak-anak yang akan dibina. Mereka akan dibekali selama enam sampai delapan bulan dengan berbagai keterampilan seperti reparasi motor atau mobil, menjahit, memasak, bahkan memijat. Selain itu, Rumah Hati menyediakan rehabilitasi psikologis dan rekreasi sosial seperti ibadah, berenang, jalan-jalan, futsal, bahkan kegiatan pentas teater.

Dalam presentasinya, dosen lulusan Universitas Gadjah Mada ini mengatakan bahwa kepedulian masyarakat terhadap masa depan anak-anak yang keluar lapas sangat memprihatinkan. “Stigma negatif masyarakat terhadap mereka belum bisa dihilangkan, bahkan seolah-olah negara-olah akan menelantarkan mereka,” ungkap Yusti menyayangkan.

Menurutnya, tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor keluarga dan lingkungan sehingga diperlukan beberapa pendekatan emosional. “Pada Rumah Hati ini, kami berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman dan siap menjadi keluarga yang mengayomi mereka,” ungkap guru besar psikologi forensik pertama Indonesia itu sambil tersenyum.

Yusti juga mengajak para peserta untuk lebih peduli terhadap anak-anak mantan narapidana tersebut dengan memberi kesempatan mereka untuk berubah. Ia berharap agar pemerintah juga mendukung Rumah Hati, terutama dalam hal finansial. “Karena anak-anak tersebut juga masih menjadi tanggung jawab negara,” tandasnya. (*)

Reporter : ion24
Redaktur : Difa Khoirunisa

Berita Terkait