Kampus ITS, ITS News — Pengembangan komunitas yang memiliki produk unggulan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dalam suatu wilayah. Kali ini, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendorong transformasi Kampung Pogot III, Kelurahan Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya menjadi kampung agroindustri markisa.
Dosen pembimbing KKN, Wimala Lalitya Dhanistha ST MT menyampaikan bahwa KKN ini bertujuan untuk memperkenalkan komoditas baru sebagai sumber penghasilan tambahan sehingga dapat mengurangi ketimpangan ekonomi. Agenda utama dalam kegiatan ini adalah sosialisasi peluang agroindustri markisa, pelatihan budi daya markisa, hingga pelatihan digital marketing untuk memasarkan produk olahan markisa.
Setelah dilakukan sosialisasi terkait agroindustri markisa, tim KKN bersama masyarakat setempat bergotong-royong menyiapkan media tanam markisa dan menanam tanaman tersebut. Setelahnya, dilakukan monitoring pertumbuhan tanaman buah ini. “Hasil monitoring setelah satu bulan ditanam menunjukkan bahwa markisa dapat tumbuh dengan baik di kampung ini,” terang dosen yang akrab disapa Dhanis itu.
Lebih lanjut, kampung agroindustri markisa ini nantinya akan mengolah buah markisa menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi. Contoh produk olahan dari markisa adalah sirup, selai, hingga manisan markisa. Produk olahan ini akan dikemas dan dipasarkan ke berbagai daerah. “Untuk mendukung transformasi ini, kami juga mengadakan pelatihan pemasaran digital,” ujar dosen Departemen Teknik Kelautan ITS itu.
Tujuan dari pelatihan pemasaran digital ini bukan hanya untuk memasarkan produk markisa semata, tetapi juga untuk memperluas cakupan pasar bagi hasil produksi masyarakat yang sudah ada. Hal ini lantaran pertumbuhan markisa membutuhkan waktu yang tidak sebentar. “Dengan begitu, ilmu pemasaran digital yang diberikan bisa langsung diterapkan oleh masyarakat”, paparnya.
Setelah KKN dilaksanakan, Dhanis berharap Kampung Pogot III dapat memperoleh beberapa manfaat signifikan. Antara lain adalah peningkatan ekonomi dan kesadaran akan pentingnya pengembangan komunitas lokal. Tak hanya itu, pertanian markisa yang dilakukan juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekologis berupa penghijauan dan pembenahan lingkungan.
Meskipun kegiatan KKN telah berakhir, Dhanis berharap kampung ini dapat terus mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan inspirasi bagi kampung-kampung sekitarnya. “Harapannya identitas Kampung Pogot III sebagai kampung agroindustri markisa akan semakin kuat dan dapat memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakatnya,” pungkasnya. (*)
Reporter: ion5/Ahmad Farhan Alghifari
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi