Kampus ITS, ITS News — Berkenaan dengan visi Indonesia Emas, teknologi menjadi salah satu penunjang utama. Untuk itu, Guru Besar (Gubes) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) memaparkan pandangannya mengenai pemanfaatan teknologi di Indonesia pada seminar Professor Summit 2023.
Gubes ITS, Prof Dr Ir Bangun Muljo Sukojo DEA DESS meyakini bahwa teknologi yang diterapkan di Indonesia harus mampu menghidupi hajat orang banyak. Selain itu teknologi seharusnya dapat memaksimalkan baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. “Kecanggihan teknologi ini harus tetap menuju kebaikan,” terangnya pada Kamis (19/10).
Seiring dengan perkembangan zaman, pemanfaatan teknologi semakin pesat. Teknologi yang dulunya konkrit kini mengarah ke abstrak seperti teknologi informasi dan kecerdasan buatan. Di Indonesia, teknologi tersebut belum banyak digunakan. Oleh karena itu, Indonesia perlu menggencarkan riset dan pendidikan untuk mengejar ketertinggalan teknologi.
Prof Suratman Worosuprojo menggambarkan bahwa pada tahun 1945, Jepang dan Indonesia sama-sama menghadapi krisis. Namun, dengan langkah sigap Jepang mampu bangkit dan melampaui Indonesia. “Jepang berhasil mengembangkan teknologi di bidang otomotif dengan menciptakan kendaraan yang terjangkau,” jelas Guru Besar UGM tersebut.
Jepang dapat bangkit karena memfokuskan arah pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Pembangunan tersebut menjadikan pendidikan nasional berorientasi pada transformasi ilmu pengetahuan ke teknologi. Sedangkan Indonesia di tahun yang sama, fokus pada kestabilan politik dan ekonomi.
Untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia perlu memanfaatkan teknologi demi kemajuan bangsa. Menilik ke belakang, Indonesia telah memanfaatkan teknologi pertanian dalam sektor pangan. Salah satunya yakni sistem perairan Subak di Bali yang diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia. Melihat dari sana, Indonesia sebenarnya mampu mengembangkan sektor lain dengan teknologi.
Pada sektor keamanan salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan adalah penggunaan pesawat tanpa awak yang dapat dikendalikan dari jarak jauh (drone). Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia yang luas memerlukan peningkatan pengawasan daratan dan laut. Dengan drone, cakupan keamanan akan lebih luas dan jual-beli pulau ilegal dapat dicegah.
Contoh lain alternatif teknologi yang dapat dikembangkan di sektor keamanan dengan drone adalah teknologi mapping. Teknologi ini dapat memetakan wilayah Indonesia sesuai struktur daratan. Drone dapat memberikan informasi mengenai tinggi rendahnya daratan dan pulau-pulau terpencil di Indonesia.
Namun dengan adanya kecanggihan teknologi, Indonesia perlu awas dengan gagal teknologi. Apabila teknologi gagal dimanfaatkan, bisa menimbulkan ancaman terhadap lingkungan dan manusia. Contohnya gagal teknologi pernah terjadi pada kasus Lumpur Lapindo, Sidoarjo. Kesalahan dari segi penggunaan bor mengakibatkan semburan lumpur panas meluber kemana-mana.
Di akhir Bangun kembali berujar, walaupun pemanfaatan teknologi di Indonesia masih kurang, Indonesia masih dapat terus menggencarkan perkembangan teknologi. Salah satunya melalui peningkatan SDM melalui pendidikan. “Untuk itu diperlukan sinergi antara instansi-instansi di Indonesia dengan para ahli terkait demi mewujudkan visi Indonesia Emas,” pesannya kemudian. (*)
Reporter: ion15
Redaktur: Fatima Az Zahra
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi