Kampus ITS, ITS News – Dalam rangka meningkatkan keterampilan serta jiwa kewirausahaan para santri, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan pelatihan pembuatan ecoprint di Pondok Pesantren Miftahul Ulum. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (23/10).
Ecoprint sendiri adalah teknik memberi pola serta warna pada kain dengan menggunakan bahan alami, seperti daun dan bunga. Ketua tim KKN Abmas ITS, Dr Ir Setiawan MS, menjelaskan bahwa kegiatan ini memanfaatkan kondisi alam dari pesantren yang berada di pedesaan. Adapun pondok pesantren ini memiliki lahan yang luas dan banyak ditumbuhi tanaman seperti daun jati sehingga bisa dimanfaatkan.
Melibatkan mahasiswa dan dosen Laboratorium Analitika Data dan Ekonomi Finansial (ANDEF) dari dari Departemen Statistika, Setiawan menuturkan bahwa KKN Abmas kali ini menjadi salah satu bentuk dukungan ITS terhadap program Gubernur Jawa Timur. “Sejalan dengan program Gubernur Jawa Timur, yakni One Pesantren One Product (OPOP) dengan harapan tiap pesantren bisa menghasilkan satu produk unggulan,” imbuh Setiawan.
Diikuti oleh 20 santri yang penuh antusias, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini merinci, tahap pertama pembuatan kain dengan teknik ecoprint dilakukan melalui pembersihan kain yang akan digunakan (mordanting). Setelah itu, lanjut Setiawan, zat pewarna dari rendaman daun dalam larutan cuka dibubuhkan pada kain dan pembuatan corak kain sendiri memanfaatkan pola daun yang ditempel.
Adapun hasil produk dari kegiatan ini nantinya akan disortir dan diteruskan ke penjahit untuk diolah menjadi baju, kulot, bahkan jilbab yang memiliki nilai jual. Laki-laki yang juga menjadi Kepala Laboratorium ANDEF ini menambahkan, kegiatan KKN Abmas ITS tidak berhenti di pelatihan semata. Namun, akan dilakukan pendampingan dan pemantauan pada proses produksi hingga pemasaran nantinya, baik secara digital maupun konvensional.
Sejalan dengan pernyataan Setiawan, Dr Muhammad Sjahid Akbar SSi MSi, salah satu dosen yang terlibat dalam kegiatan KKN Abmas ini, mengungkapkan bahwa ecoprint adalah peluang bisnis yang menjanjikan. Memiliki pola yang berbeda di tiap kainnya adalah suatu keunikan tersendiri yang dapat menarik minat masyarakat. “Dengan biaya produksi yang kecil, bisa menghasilkan untung yang lebih,” terangnya.
Meskipun kegiatan KKN Abmas telah usai, Sjahid berharap bahwa komunikasi dengan pondok pesantren dapat terus terjaga. Dengan demikian, kegiatan dapat terus berkelanjutan dan digerakkan secara mandiri ke depannya. “Para santri dapat terus berkreasi dan berinovasi sehingga suatu saat dapat membuka lapangan pekerjaan baru bertema ecoprint,” pungkas alumnus ITS itu. (*)
Reporter : ION 25/Faadhillah Syhab Azzahra
Redaktur : Yanwa Evia Java
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi