Kampus ITS, ITS News — Prof Dr Harus Laksana Guntur ST MEng, dosen Departemen Teknik Mesin (DTM), Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi salah satu Bakal Calon Rektor (Bacarek) yang akan memperebutkan kursi rektor ITS periode 2024 – 2029. Teguh pada prinsip hubbul ITS minal iman, kecintaannya kepada ITS membuatnya terpanggil untuk mengabdikan diri menjadi rektor ITS.
Menamatkan studi master dan doktor di Tokyo Institute of Technology, Jepang, Harus saat ini memegang jabatan sebagai Kepala Program Studi Pascasarjana Departemen Teknik Mesin ITS. Tak hanya di dalam kampus, dirinya juga berkiprah sebagai Wakil Sekretaris Asosiasi Profesor Indonesia dan menjadi ketua di Bidang Teknologi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Pesantren Indonesia.
Dari prestasi tersebut, Harus turut menyatakan komitmennya untuk memajukan dan mewujudkan cita-cita Ibu yang Luhur ITS. Berangkat untuk menjadi perguruan tinggi Research Innovative dan Entrepreneurial University berkelas dunia, ia akan memberikan yang terbaik bagi ITS. “Keinginan tulus ini menjadi bagian dari iman yang saya yakini,” tutur lulusan Teknik Mesin ITS angkatan 1993 itu.
Pencapaiannya pun tak berhenti di situ, Harus menjadi dosen berprestasi di tingkat fakultas dan menjadi profesor di usia muda yakni 45 tahun. Dirinya juga pernah menghasilkan inovasi monumental berupa mobil listrik multiguna bernama MEVITS yang telah dipamerkan dan digunakan untuk menunjang kegiatan di ITS.
Selama mengabdi di ITS, guru besar Teknik Mesin ITS ini mengungkapkan banyak pengalaman yang menjadikan pelajaran dalam hidupnya. Menurutnya, pengalaman yang kurang menyenangkan merupakan sebuah bahan pendewasaan. “Pengalaman apapun adalah anugerah dari Allah SWT yang membuat kita menjadi lebih baik ke depan,” ujar mantan Sekretaris serta Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS periode 2015-2019 ini.
Selaras dengan hal itu, Bacarek nomor urut 19 ini turut mengungkapkan pendiriannya mengenai isu yang muncul di ITS. Adanya kesenjangan antara dosen dan tenaga kependidikan (tendik) baginya merupakan bentuk pembagian tugas dan fungsi pekerjaan. Dosen sebagai pelaku Tridharma Perguruan Tinggi dan tendik sebagai pendukung kegiatan akademik.
Menjalani proses pemilihan rektor, kondisi kesenjangan di bidang kesejahteraan ini harus diperbaiki. Salah satu bentuknya dengan pemberian insentif pekerjaan yang proporsional dengan hasil kerja bukan berdasarkan perbedaan fungsi antara dosen dan tendik. “Mulai sekarang perlu dibangun pemahaman bahwa tidak ada kesenjangan keduanya karena saling melengkapi satu sama lain,” bubuhnya.
Lebih lanjut Harus menyampaikan, beberapa program unggulan yang dicanangkannya antara lain peningkatan jumlah mahasiswa pascasarjana, meningkatkan pendapatan ITS melalui kerja sama alumni yang kuat, melakukan efisiensi organisasi, dan meningkatkan kualitas kesejahteraan sivitas ITS. “Perbandingan jumlah mahasiswa pascasarjana dengan mahasiswa sarjana perlu ditingkatkan hingga lebih dari 20 persen,” ujarnya.
Dalam bidang fasilitas dan infrastruktur, Harus juga turut menyumbangkan ide dan rencananya ke depan. Ia melihat perlu adanya pengadaan lahan parkir yang memadai, rumah sakit pendidikan, gedung fakultas kedokteran, hotel, dua tower asrama, hingga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Selain itu, peremajaan alat-alat dan laboratorium perlu dilakukan secara bertahap hingga akhir jabatannya.
Membawa jargon ITS Harus Hebat, ITS Harus Laksana Guntur membuatnya bersemangat untuk mengajak kolega sivitas ITS untuk bersinergi. Pilihan mengajar dan menjalankan tugas Tridharma Perguruan Tinggi hingga purna tugasnya merupakan langkah lanjutan bila tidak terpilih menjadi rektor ITS. “ITS bisa maju, hebat, dan berprestasi jika kita semua bersinergi untuk membangun ITS dan negeri,” tutupnya mengintakan. (HUMAS ITS)
Reporter: Ricardo Hokky Wibisono
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi