Kampus ITS, ITS News — Semangat berkontribusi untuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendorong Prof Suntoyo ST MEng PhD mencalonkan diri dalam pemilihan Rektor ITS periode 2024-2029. Berbekal pengalaman dan dedikasi, dosen Departemen Teknik Kelautan dari Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS ini bertekad memajukan ITS dengan berkeadilan dan sejahtera.
Dalam pencalonan ini, Suntoyo menggelorakan visi untuk melanjutkan langkah ITS sebagai universitas riset dan inovasi, khususnya di bidang maritim dan kelautan. Hal ini diwujudkan dengan memadukan teknologi terkini dan budi luhur yang menitikberatkan moral dan etika. “Tujuannya menyelaraskan akademik dan nilai keluhuran agar sejalan dengan tantangan globalisasi dunia pendidikan dan Sustainable Development Goals (SDGs),” ujarnya.
Kiprah selama 20 tahun di ITS telah mengantarkan Guru Besar ke-150 ITS ini meraih berbagai penghargaan gemilang, salah satunya penobatan sebagai Dosen Berprestasi Nomor Satu ITS pada 2011 lalu. Mantan Kepala Departemen Teknik Kelautan ITS ini juga menjadi konsultan serta koordinator kerja sama nasional maupun internasional dengan berbagai universitas dan komunitas dunia.
Dalam ranah penelitian, 25 judul riset lelaki kelahiran 1971 ini berhasil mendapatkan pendanaan nasional maupun lokal dari ITS. Dari segi pengabdian masyarakat, lulusan S1 Teknik Kelautan ITS ini telah melakukan berbagai kerja sama industri untuk meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang maritim dan kelautan.
Memandang kariernya di ITS, dosen asal Cepu ini mengibaratkan perjalanan tersebut sebagai kontemplasi menyenangkan penuh kebaikan. Di lain sisi, menanggapi masalah kesenjangan antara tenaga kependidikan (tendik) dan dosen, Suntoyo merasa dua elemen ini memiliki porsi tanggung jawab masing-masing. “Perbaikan sistem kontrol dan evaluasi menjadi kunci untuk memperbaiki permasalahan ini,” ujarnya.
Apabila nantinya terpilih menjadi rektor ITS, Suntoyo akan berfokus pada peningkatan kinerja ITS sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) yang berkontribusi maksimal bagi negeri. Sistem kerja Suntoyo akan mengacu pada transparansi terukur, peningkatan kapabilitas, serta profesionalitas lembaga. Ia juga menitikberatkan pengembangan industri maritim yang mengacu pada teknologi, keberlanjutan, konservasi, dan kesejahteraan sosial.
Lebih dalam, Suntoyo memiliki satu program unggulan bertajuk Octagon Biru. Program ini dicanangkan sebagai program kerja sama ITS dengan delapan kampus di bagian timur Indonesia. Program ini merupakan wujud keberpihakan ITS bagi pengembangan pembangunan dan pemerataan di Indonesia bagian timur melalui kerja sama riset antara dosen, peneliti, dan mahasiswa.
Sebaliknya, apabila dirinya tidak terpilih, Suntoyo bertekad akan terus berjuang dan berusaha berkontribusi maksimal dalam kapasitasnya. Lulusan program magister dan doktoral Tohoku University, Jepang ini percaya mengabdi pada ilmu dan masyarakat adalah panggilan suci di hatinya. “Setiap kegagalan mengandung pembelajaran berharga dan setiap kesulitan akan membawa perubahan,” tuturnya bijak.
Dengan jargon Suntoyo for ITS Integrity, Teamwork, Sustain Solution, Suntoyo optimistis melebarkan sayap ITS sebagai perguruan tinggi bereputasi unggul baik di kancah nasional maupun internasional. “Dengan pengalaman, visi, dan dedikasi yang saya miliki, ITS akan mampu mencapai prestasi yang luar biasa,” tambah Ketua Pengurus Regional 3 Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir (HAPPI) ini.
Terakhir, Suntoyo mengundang seluruh sivitas akademika ITS untuk bergabung dalam perjalanan panjang ini. Ia yakin kebersamaan dan kerja sama seluruh pihak dapat membangun masa depan ITS yang cerah. “Juga bermakna bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tutupnya. (HUMAS ITS)
Reporter: Shafa Annisa Ramadhani
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)