Kampus ITS, ITS News – Inovasi karya mahasiswa ITS mampu mengubah cara pandang masyarakat Kampung Pogot III, Kenjeran, Surabaya terhadap kebersihan lingkungan. Kali ini, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membantu mengatasi masalah kebersihan dan kesehatan dengan solusi unik melalui Magorack.
Ketua tim KKN Abmas, Wafiyuddin menjelaskan bahwa latar belakang dari inovasi ini adalah masalah serius pengelolaan sampah organik di daerah Pogot III. Gang sempit dan minimnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah organik menjadi tantangan utama yang harus diatasi. Oleh karena itu, timnya merancang Magorack, sebuah sistem pengelolaan sampah organik berbasis maggot yang terintegrasi dalam rak berbentuk tong.
Proses pengembangan Magorack dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat mengenai maggot dan manfaatnya. Selanjutnya, mereka memberikan pelatihan kepada warga dengan materi seputar potensi maggot. Pelatihan budi daya maggot sebagai pemakan sampah organik yang efisien di wilayah tersebut juga dilakukan.
Setelah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan, masyarakat mulai melakukan budi daya maggot di lingkungan rumah mereka. Hasilnya, proyek Magorack ini terbukti dapat menurunkan jumlah sampah organik yang dibuang sehingga lingkungan menjadi lebih bersih. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan, seperti diare dan muntaber, yang sebelumnya sering dialami warga juga ikut menurun frekuensinya.
Meskipun hasil dari KKN Abmas ini cukup memuaskan, Wafiyuddin dan timnya mengalami beberapa kendala. Salah satu masalah utama adalah masyarakat kesulitan membiasakan diri dengan budi daya maggot. Namun, melalui upaya komunikasi intensif dan pendekatan personal, Wafiyuddin dan timnya berhasil mengatasi hambatan ini dan membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat setempat.
Tidak hanya mengatasi masalah sampah, tim KKN Abmas ini juga memberikan pelatihan pemasaran digital kepada warga setempat. Hal ini lantaran selain mengurangi sampah organik, maggot juga memiliki potensi untuk diperjualbelikan. Melalui pelatihan ini, maggot dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi mereka. “Karena kesejahteraan ekonomi warga juga perlu ditingkatkan” ucapnya.
Terakhir, Wafiyuddin berharap inovasi Magorack akan terus berkembang dan diterima oleh masyarakat luas. Terdapat banyak daerah lain di luar sana yang juga membutuhkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah kebersihan lingkungan dan sekaligus memberikan dampak positif pada perekonomian lokal. (*)
Reporter: ion20/Nabila Hisanah Yusri
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi