Kampus ITS, ITS News — Kebutuhan air bersih menjadi hal yang meresahkan masyarakat Desa Tanjungsari, Kecamatan Beji, Pasuruan. Berangkat dari hal itu, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) hadirkan teknologi filtrasi pada sistem pengolahan air minum.
Salah satu anggota tim KKN Abmas, Angguntyas Ilmi Maharani menyebutkan bahwa warga kerap kali menghadapi permasalahan dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Air yang bersumber dari sumur tanpa pengolahan khusus dinilai tidak dapat dikonsumsi. “Air tersebut juga tidak dapat dikonsumsi karena mengandung endapan dan zat besi,” ungkap Angguntyas.
Bersama timnya, mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri ITS ini melakukan beberapa pengujian pada air warga. Hasil dari pengujian debit dan kandungan air, ditemukan bahwa air yang didistribusikan ke rumah warga belum merata. “Distribusi air tidak merata karena air hanya mengalir di waktu tertentu,” ungkapnya.
Tim yang melibatkan dosen dan mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia Industri dan Departemen Statistika Bisnis ini berupaya untuk memperbaiki sistem pengolahan air di sana. Annguntyas menyampaikan, dalam merancang teknologi filtrasi dimulai dengan melakukan survei untuk menyesuaikan instalasi filtrasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi warga.
Cara kerja teknologi filtrasi ini adalah air yang dipompa dari sumur akan ditampung pada tandon yang telah ditambah kapasitasnya agar pasokan air warga dapat terpenuhi. “Sebelum disalurkan ke rumah-rumah warga melalui pipa distribusi, air akan melalui proses filtrasi dengan menggunakan alat yang telah dibuat,” terangnya mahasiswa asal Gresik ini.
Ia melanjutkan, beberapa jenis material ditambahkan ke dalam filter untuk mendukung proses filtrasi. Material tersebut berupa antrasit dan pasir silika yang berfungsi untuk mengurangi partikel tersuspensi yang terkandung dalam air sumur. “Material tersebut untuk mengurangi kekeruhan dan menghilangkan kandungan lumpur dan sedimen lain,” jelasnya.
Dimulai sejak Juli lalu, kegiatan di bawah arahan Dr Lailatul Qomariyah ST selaku dosen pembimbing ini berhasil mengatasi permasalahan air di Desa Tanjungsari. Pada percobaan pasca pemasangan teknologi filtrasi, distribusi air sudah merata ke seluruh rumah warga. “Kandungan zat besi juga tidak melebihi batas maksimal sehingga aman dikonsumsi,” ujarnya.
Dengan berakhirnya program KKN Abmas ini, Angguntyas menyatakan pihak-pihak terkait memberikan kontribusi yang besar. Tidak terlepas peran masyarakat yang antusias dengan teknologi filtrasi ini. “Harapannya dengan adanya perbaikan sistem pengolahan air tersebut, kebutuhan air bersih warga dapat tercukupi dengan optimal.” tuturnya penuh harap. (*)
Reporter : ION 3/Hibar Buana Puspa
Redakdur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi