Kampus ITS, ITS News — Masih menyemarakkan Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-63, Pasar Juang hadir dengan mengusung konsep seni dan budaya. Pada pembukaannya, acara tersebut menghadirkan pertunjukan Reog Sanggar Dwi Budoyo, Sabtu (4/11). Alur pertunjukan hingga dagelan pemain menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton.
Kesenian Reog Ponorogo dari Sanggar Dwi Budoyo ini memukau para penonton yang hadir dan memadati Pasar Juang saat sore hari. Kesenian khas Kabupaten Ponorogo ini menggabungkan Sendratari Bujang Ganong, Jathil, Warok dan Barongan dengan sangat epik.
Sebelum menampilkan pertunjukan di Taman Alumni ITS, terdapat arak-arakan penampilan reog yang dimulai dari bundaran menuju Taman Alumni. Diawali dengan Bujang Ganong di bagian paling depan, kemudian dilanjut Warok, dan Jathil. Sebagai penutup, Barongan tampil dengan mengenakan caplokan (kepala singa) yang dihiasi dadak merak. Beragam alat musik tradisional, turut mengiringi penampilan reog ini di antaranya seperti bonang, kendhang, kenong, gong, dan terompet.
Pentas reog diawali dengan tiga tarian pembuka yaitu penari Bujang Ganong, Warok, dan Jathil. Bujang Ganong dalam gerak tarinya menampilkan akrobatik yang atraktif dan ekstrim dengan topeng yang mirip wajah raksasa. Selanjutnya, Warok dengan pembawaan gagah memakai pakaian serba hitam dan muka dipoles warna merah. Terakhir, ada Jathil yang membawa kuda lumping sebagai pelengkap tariannya.
Setelah tarian pembuka selesai, barulah ditampilkan adegan inti yang berisi pertarungan sengit antar penari melawan sang barongan atau reog. Pertama-tama Jathil yang melawan sang reog dilanjut Warok dan yang terakhir Bujang Ganong, tetapi ketiganya tetap tidak mampu juga. Sang reog hanya bisa dikalahkan dengan pecutan Kelana Sewandana. Pada adegan penutupan, para penari menari bersama-sama.
Lebih lanjut, terdapat juga atraksi makan api dan sembur api yang sangat menarik perhatian para penonton. Atraksi ini diperagakan menggunakan bantuan minyak tanah dan obor. Uniknya, atraksi ini juga diiringi dengan kejenakaan para pemain sehingga tak ayal membuat para penonton tergelak sepanjang atraksi.
Memakan durasi kurang lebih 45 menit, para penonton yang memenuhi sepanjang bundaran ITS hingga Taman Alumni mengikuti secara seksama penampilan reog ini. Gerakan penari Warok yang sangat kental dengan kegagahannya dipadukan kelincahan dan keceriaan penari Jathil, serta kepiawaian Bujang Ganong dalam melakukan atraksi-atraksi seperti jungkir balik membuat suasana menjadi sangat hidup.
Pertunjukan reog dengan variasi musik, tarian, dan atraksi ini sukses menggairahkan rasa antusiasme penonton baik dari warga ITS sendiri maupun masyarakat umum. Hal ini tentu bisa menjadi upaya pengenalan yang tepat terhadap budaya bangsa guna menumbuhkan rasa cinta juga sebagai upaya pelestarian warisan budaya dari nenek moyang. (*)
Reporter: ion16
Redaktur: Fatima Az Zahra
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi