ITS News

Jumat, 27 September 2024
20 November 2023, 18:11

ITS Bantu Wujudkan Kompleks Gunung BTS Menjadi Global Geopark UNESCO

Oleh : itshan | | Source : ITS Online
Ketua Tim KKN ABMAS ITS, M Haris Miftakhul Fajar ST MEng saat Tengah menyosialisasikan Global Geopark UNESCO

Ketua Tim KKN ABMAS ITS, M Haris Miftakhul Fajar ST MEng saat Tengah menyosialisasikan Dokumen penunjang Kompleks Gunung Bromo Tengger Semeru Menjadi Global Geopark UNESCO

Kampus ITS, ITS News – Gebyarkan potensi Indonesia di kancah dunia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lakukan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN ABMAS) yang mengembangkan destinasi wisata berbasis taman bumi. KKN ABMAS tersebut mendukung terwujudnya Global Geopark UNESCO di sekitar Kompleks Gunung Bromo Tengger Semeru (BTS). 

Ketua tim KKN ABMAS, M Haris Miftakhul Fajar ST MEng menyebut, latar belakang KKN ABMAS ini dapat dipahami sebagai respon terhadap kekayaan potensi warisan geologi yang melimpah pada destinasi pariwisata Kompleks Gunung BTS. “Adapun, tujuan utamanya adalah mendukung area sekitar Kompleks Gunung BTS menjadi Global Geopark UNESCO,” tambah dosen yang kerap disapa Haris itu.

Merangkak dari latar belakang dan tujuan tersebut, Haris menginisiasi pendekatan sistematis dan masif akan penggalian potensi warisan yang ada di sekitar kompleks Gunung BTS, lebih tepatnya di Desa Ngadisari. Pendekatan sistematis dan masif ini diawali dengan dilakukannya tahap pra survei. Tahap ini diterjemahkan sebagai perancangan kegiatan KKN ABMAS yang dilaksanakan selama enam bulan sejak Juni itu.

Tim KKN ABMAS ITS tengah melakukan survey di Desa Ngadisari

Tim KKN ABMAS ITS beristirahat di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Jawa Timur

Setelah melakukan survei, tahap lanjutan yang ditempuh Haris dan tim adalah survei lapangan, yakni pengambilan dan pencarian informasi dari objek amatan. Pada tahap ini, tim KKN ABMAS yang tersusun atas 9 dosen dan 10 mahasiswa itu dipecah menjadi dua kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan pengambilan informasi potensi warisan geologi yang ada di objek amatan.

Dari tahap ini, terdapat 10 titik yang berpotensi dikembangkan menjadi lokasi warisan geologi. Salah satu yang menarik dari ke-10 titik tersebut adalah Lautan Pasir di Kaldera Tengger. Lautan pasir ini merupakan bentang alam gurun dengan gunung api di pusatnya yang dikelilingi dinding kaldera tinggi. Tata geografi ini merupakan keunikan utama yang jarang ditemukan di negara manapun, bahkan tingkat keunikannya sejajar dengan blue fire di Gunung Ijen,” ujar laki-laki kelahiran Blitar itu.

Setelah berhasil mengumpulkan informasi, dilakukan tahap penyusunan dokumen yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan wisata kebumian di Desa Ngadisari Kec. Dokumen ini berjudul ‘Penelusuran Situs Warisan Geologi di Desa Ngadisari: Menggali Kekayaan Alam untuk Pemberdayaan Lokal’. “Dokumen ini membahas apa itu Global Geopark UNESCO dan informasi pendukung kawasan Gunung BTS yang layak menjadi Global Geopark UNESCO,” ujarnya.

Penyerahan output KKN ABMAS ITS, Dokumen berisi pengetahuan dan informasi seputar Kawasan sputar Gunung BTS dan Global Geopark UNESCO

Penyerahan output KKN ABMAS ITS, Dokumen berisi pengetahuan dan informasi seputar Kawasan sputar Gunung BTS dan Global Geopark UNESCO oleh Ketua tim KKN ABMAS M Haris Miftakhul Fajar ST MEng (kiri) kepada perwakilan warga Desa Ngadisari (kanan)

Terakhir, untuk menjawab tujuan tambahan, yakni mengenalkan konsep Global Geopark UNESCO kepada masyarakat, Haris dan tim melakukan sosialisasi berbasis  Focus Group Discussion (FGD) kepada masyarakat Desa Ngadisari. Dalam sesi sosialisasi ini, tim KKN ABMAS bekerjasama dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) pengurus Daerah Jawa Timur sebagai salah satu pemateri.

Dari kegiatan KKN ABMAS ini, laki-laki kelahiran 1989 itu mewakili tim berharap kegiatan ini dapat menjadi landasan untuk membangun komunitas yang memiliki pemahaman mendalam terhadap nilai dan keunikan geologi di kawasan BTS. Selain itu, harapan kuat bahwa pendampingan ini tidak hanya bersifat jangka pendek, melainkan dapat berkembang menjadi suatu program yang berkesinambungan. (*)

Reporter: Ahmad Farhan Alghifari
Redaktur: 

Berita Terkait