Kampus ITS, ITS News – Seiring berkembangnya zaman, akses internet sudah menjadi kebutuhan pokok seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperluas jangkauan internet di Indonesia, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membangun pemancar ulang jaringan internet di Desa Ketuwon, Pasuruan, Rabu (15/11).
Koordinator Mahasiswa tim Abmas ITS, Jona Meivan Frendo Saragih menyampaikan bahwa saat ini beberapa daerah di Indonesia masih belum mendapatkan akses internet yang baik, salah satunya di Desa Ketuwon, Kabupaten Pasuruan. Daerah tersebut menjadi salah satu zona blind spot internet dikarenakan sinyal internet yang tidak dapat menjangkau daerah pegunungan bromo tersebut.
Dari permasalahan itu, tim ini mengimplementasikan pemancar ulang jaringan internet atau repeater untuk memperluas dan menguatkan koneksi sinyal di daerah tersebut. Antena repeater yang dipasang akan menangkap sinyal dari Base Transceiver Station (BTS) atau pusat pemancar sinyal. Dari situ, sinyal yang ditangkap akan dipancarkan kembali ke antena omnidirectional yang dapat memperluas jangkauan internet sekitar.
Lebih lanjut, kegiatan yang dimulai sejak September ini diawali dengan penentuan lokasi untuk menempatkan antena repeater di area pegunungan yang berjarak dekat dari Desa Ketuwon. Jona menyebutkan bahwa untuk memasang antena diperlukan lokasi yang tinggi agar sinyal yang ditangkap tidak terhalang pohon atau bangunan tinggi. “Penentuan titik penempatan antena repeater ini dibantu dengan situs UISP Design Center,” jelas alumnus SMA Negeri 2 Balige itu.
Tim yang diketuai oleh Dr tech Prasetiyono Hari Mukti ST MT ini melakukan survei dan pemasangan antena repeater sesuai titik yang sudah ditentukan sebelumnya. Kemudian, dilakukan instalasi dan konfigurasi untuk dihubungkan dengan server utama. Terakhir, proses pointing atau mengatur posisi repeater sejajar dengan pusat pemancar sinyal untuk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena repeater.
Pada prosesnya, Jona mengungkapkan repeater yang dipasang berhasil menangkap sinyal -47 desibel miliwatt. Nilai tersebut telah melebihi standar kekuatan sinyal jaringan nirkabel dari antena pada umumnya, yakni -50 desibel miliwatt. “Semakin mendekati nilai nol, kekuatan sinyal yang dipancarkan akan semakin bagus,” tutur mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2020 ini.
Selain itu, antena repeater ini juga memiliki perangkat pemantauan yang terhubung ke pusat kontrol. Dengan bantuan perangkat ini, kinerja antena dapat terus dipantau agar tetap stabil dan terjaga. Adapun sinyal yang berhasil ditangkap repeater akan dipancarkan ke antena omnidirectional yang berlokasi di zona blind spot Desa Ketuwon dan disebarkan sejauh lima kilometer.
Terakhir, ia berharap agar ketersediaan akses internet ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat setempat. Semakin mudahnya akses informasi ini, masyarakat dapat membuka usaha, lapangan pekerjaan, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di Desa Ketuwon. “Semoga bisa membantu masyarakat setempat dalam berkembang,” tutupnya penuh harap. (*)
Reporter: Muhammad Aulia Zikra
Redaktur: Rayinda Santriana U S
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa menguatkan tekadnya untuk membentuk generasi muda yang prestatif
Kampus ITS, ITS News – Perayaan Natal merupakan momen istimewa bagi umat kristiani yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar pameran karya mahasiswa yang